Selasa 10 Nov 2020 17:57 WIB

Dilengkapi AI, Acronis Luncurkan Cyber Protect 15

Acronis luncurkan Cyber Protect bagi pengguna di Indonesia, Senin (9/11)

Hacker (Ilustrasi). Acronis Cyber Protect 15 ini diklaim sebagai solusi perlindungan dunia maya yang dapat mengintegrasikan backup, disaster recovery, antimalware generasi baru, keamanan siber, dan perangkat endpoint manajemen seperti penilaian kerentanan, filter URL, dan manajemen patch ke dalam satu layanan.
Foto: Flickr
Hacker (Ilustrasi). Acronis Cyber Protect 15 ini diklaim sebagai solusi perlindungan dunia maya yang dapat mengintegrasikan backup, disaster recovery, antimalware generasi baru, keamanan siber, dan perangkat endpoint manajemen seperti penilaian kerentanan, filter URL, dan manajemen patch ke dalam satu layanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan global dalam produk perlindungan cyber, Acronis, meluncurkan Acronis Cyber Protect 15 bagi para pengguna di Indonesia yang kini diperkuat dengan artificial intellegence atau kecerdasan buatan (AI). 

Acronis Cyber Protect 15 ini diklaim sebagai solusi perlindungan dunia maya yang dapat mengintegrasikan backup, disaster recovery, antimalware generasi baru, keamanan siber, dan perangkat endpoint manajemen seperti penilaian kerentanan, filter URL, dan manajemen patch ke dalam satu layanan.

Peluncuran ini disampaikan pada acara Cyber Security Forum yang dilakukan secara virtual dengan mengusung tema "Kebocoran Data di Era Digital, Seberapa Bahaya?”

General Manager Acronis Asia Pacific Neil Morarji, dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Selasa mengatakan sudut pandang dunia maya telah berubah secara dramatis selama beberapa tahun terakhir, terlebih dengan pandemi Covid-19 hal ini terus membuka celah antara strategi dengan solusi yang selama ini dijalankan.

“Acronis Cyber Protect 15 hadir saat sektor bisnis berjuang keras untuk melindungi data dan infrastruktur mereka dari risiko realitas kerja jarak jauh saat ini,” kata Morarji.

Dengan berita baru-baru ini tentang perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia yang mengalami serangan siber banyak organisasi menjadi tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang keamanan siber dan solusi apa yang bisa didapat untuk mencegah hal ini terjadi pada mereka.

“Dengan Acronis Cyber Protect 15, organisasi dapat melindungi diri dari ancaman dunia maya modern sambil memastikan mereka dapat memulihkan kembali data dan sistem mereka lebih cepat dibandingkan dengan solusi lainnya, sehingga meminimalkan periode kegagalan sistem,” tambahnya.

Teknologi dan solusi Acronis adalah bagian dari visi yang dikenal sebagai Lima Pilar Perlindungan Siber - yaitu keselamatan, aksesibilitas, privasi, autentifikasi, dan keamanan (SAPAS).

Visi ini memastikan bahwa data, aplikasi, dan sistem aman dan mudah diakses untuk kelancaran operasional harian bisnis dan individu. Dikatakannya, ketersediaan Acronis Cyber Protect 15 di Indonesia akan membantu bisnis apa pun mencapai keamanan yang hampir sempurna dari data penting mereka.

Acronis Cyber Protect 15 telah tersertifikasi BV100, dengan kemampuan unik dan integrasi ini berhasil memperoleh penghargaan “The 2020 New Product Innovation Award for Data Protection” dari Frost & Sullivan”.

Direktur Tata Kelola Aplikasi Informatika Kominfo Mariam F. Barata belum lama ini menjelaskan bahwa pada saat ini, baik di dalam maupun di luar negeri, telah terjadi banyak kasus pelanggaran data pribadi yang memberikan dampak kerugian yang signifikan bagi masyarakat.

Kebocoran data itu disebabkan oleh serangan siber, human error (negligent insider), outsourcing data ke pihak ketiga, kesengajaan perbuatan orang dalam, kegagalan sistem, rendahnya kewaspadaan, dan tidak peduli dengan kewajiban regulasi. "Jika dikelompokkan kebocoran data itu hampir 96 persen disebabkan oleh insiden siber,” ujar Mariam.​​​​​​

Chairman Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sudteja menjelaskan perspektif keamanan dan ketahanan siber harus dikedepankan.

“Keamanan dan ketahanan siber adalah perlindungan dan pengamanan jaringan komputer, pengolahan data, infrastruktur, dan sistem operasi (OS) dari gangguan dan ancaman, baik dari dalam maupun luar" katanya.

Ardi menambahkan jika data terlanjur bocor dan digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, sebaiknya segera menggunakan mekanisme yang telah disediakan oleh Kominfo.​​​​​​

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement