Senin 09 Nov 2020 14:49 WIB

FDA Tetapkan Efektivitas Vaksin Covid-19 50 Persen, Artinya?

Angka 50 persen terdengar rendah untuk perlindungan yang diberikan vaksin Covid-19.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksinasi (ilustrasi). Calon vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan Oxford merupakan salah satu kandidat anti virus SARS-CoV-2 terdepan dalam upaya mencegah penularan Covid-19.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Vaksinasi (ilustrasi). Calon vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan Oxford merupakan salah satu kandidat anti virus SARS-CoV-2 terdepan dalam upaya mencegah penularan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu telah mengumumkan syarat agar vaksin eksperimental Covid-19 mendapat lampu hijau untuk diproduksi dan digunakan. Menurut FDA, vaksin eksperimental harus terbukti aman serta mampu mencegah penyakit, maupun mengurangi tingkat keparahan setidaknya 50 persen bagi orang-orang yang divaksinasi.

Pengumuman ini memunculkan sejumlah pertanyaan, mengingat tidak ada vaksin yang 100 persen efektif. Namun, beberapa vaksin disebut bekerja lebih baik dibanding yang lain.

Baca Juga

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, salah satu yang paling berhasil adalah vaksin campak, dengan dua dosis efektif mencapai 97 persen dalam mencegah penyakit. Namun, dalam kasus vaksin Covid-19, nampaknya 50 persen terdengar sangat jauh dibanding angka tersebut.

“Saya tahu bahwa 50 persen memang terdengar rendah, tetapi itu masih merupakan perlindungan. Beberapa perlindungan lebih baik daripada tidak ada perlindungan,” ujar Jeff Kwong, profesor kesehatan masyarakat dan pengobatan keluarga dan direktur sementara Pusat Penyakit yang Dapat Dicegah Vaksin di Universitas Toronto, dilansir NBC News, Senin (9/11).

Berdasarkan ambang keefektifan yang telah ditetapkan FDA untuk pemberian otorisasi penggunaan darurat vaksin Covid-19, ada kemungkinan vaksin hanya membantu setengah dari orang yang menerimanya. Sementara ini, vaksin mungkin tidak menawarkan manfaat bagi separuh lainnya.

photo
Vaksin Covid-19 generasi pertama kemungkinan besar belum sempurna. - (Republika)

Ada kemungkinan juga bahwa vaksin dapat memiliki efek yang berbeda pada tiap orang. Ini dapat membantu mencegah penyakit pada beberapa orang dan sekaligus mengurangi tingkat keparahan Covid-19 pada orang lainnya.

Para ahli mengatakan, meski vaksin Covid-19 hanya 50 persen efektif, ini dapat membuat perbedaan. Mereka merujuk pada efektivitas vaksin flu yang dapat sangat bervariasi dari tahun ke tahun di mana pun.

Ketika vaksin flu cocok dengan virus influenza yang beredar, itu dapat mengurangi penyakit, rawat inap, dan kematian. Jika cukup banyak orang yang mendapatkan vaksin Covid-19 tidak perlu efektivitas sempurna untuk mendapatkan dampak yang substansial di masyarakat.

“Jika Anda memiliki 60 atau 70 persen vaksin yang efektif dan semua orang memakainya, Anda mungkin benar-benar mencapai kekebalan kelompok dan kemudian berpotensi meredam pandemi ini," ujar Gregory Poland, Direktur Kelompok Penelitian Vaksin Mayo Clinic dan kepala editor dari jurnal Vaccine.

Tetapi para peneliti tidak akan tahu seberapa efektif vaksin eksperimental hingga penelitian selesai. Peter Hotez, peneliti vaksin dari National School of Tropical Medicine di Baylor College of Medicine di Houston, mengatakan bahwa saat ini tidak diketahui apakah ada dari vaksin ini yang berhasil.

Sebagian besar uji klinis yang sedang berlangsung sekarang menilai apakah vaksin Covid-19 mencegah penyakit. Hasil studi juga dapat mencakup informasi tambahan, seperti apakah orang yang divaksinasi yang kemudian tertular virus menjadi lebih ringan kondisinya dibandingkan orang yang kena Covid-19 namun tidak divaksinasi.

Setelah studi selesai, uji klinis dapat mengungkapkan siapa yang paling diuntungkan dari vaksinasi. Data dapat menunjukkan bagaimana vaksin memengaruhi laki-laki dibandingkan perempuan, berbagai kelompok usia, atau orang dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Penelitian selanjutnya dan tindak lanjut yang lebih lama dapat memberikan rincian tambahan tentang apakah vaksin pada akhirnya mengurangi jumlah pasien Covid-19 yang harus dirawat di rumah sakit dan kematian. Para ahli mengingatkan bahwa ketersediaan vaksin kemungkinan besar tidak akan langsung menghentikan pandemi.

Karena imunisasi membutuhkan waktu bagi jutaan orang, tindakan pencegahan seperti menggunakan masker, mejaga jarak sosial, dan mencuci tangan akan tetap penting selama virus beredar di masyarakat. Meski generasi pertama vaksin Covid-19 tidak seefektif yang diharapkan, Hotez mengatakan, dirinya tidak berencana melewatkannya.

“Saya akan merasa jauh lebih baik mengetahui bahwa saya telah divaksinasi dan memiliki beberapa tingkat antibodi penawar virus, meskipun ini bukan vaksin terbaik, itu tetap dapat mencegah saya masuk ke rumah sakit atau hal lebih buruk lagi,” jelas Hotez.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement