REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rendahnya kemampuan numerasi siswa di Indonesia bukan lagi berita baru. Hasil PISA tahun 2018 menempatkan Indonesia berada di peringkat ke-7 dari bawah (73) dengan skor rata-rata 379. Turun dari peringkat 63 pada tahun 2015.
Hal itulah yang mendasari Klinik Pendidikan MIPA (KPM) termotivasi untuk berbagi ilmu lewat acara yang bertajuk “Pelatihan Matematika untuk Guru Pesantren”, Jumat (6/11). Acara perdana yang diselenggarakan pada pukul 13.30-15.00 WIB, dihadiri Ridwan Hasan Saputra (RHS) sebagai pemateri. Melalui pembelajaran secara daring tersebut, Pemateri membahas pemecahan masalah matematika, bab teleskopik.
Ridwan Hasan mengatakan, KPM ingin berkontribusi lebih dalam peningkatan mutu pembelajaran Matematika di Indonesia, khususnya bagi guru Pesantren. “Sejauh pengalaman saya melatih ke berbagai sekolah negeri, swasta, dan pesantren, guru pesantren masih kurang kompetensinya. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan, anak-anak pesantren jarang berprestasi, khususnya dibidang olimpiade Matematika. Mudah-mudahan dengan pembelajaran ini dapat membantu para guru pesantren dalam meningkatkan kompetensi Matematika, sehingga siswa/siswi Pesantren bisa lebih berprestasi,” ungkap RHS disela-sela acara Pelatihan.
Selain itu, Ridwan berharap kegiatan Pelatihan Matematika untuk Guru Pesantren yang digelar KPM, dapat diikuti dan dimanfaatkan secara optimal oleh guru pesantren di seluruh Indonesia.
Pelatihan Matematika untuk Guru Pesantren dijadwalkan sebanyak empat kali pertemuan, yakni setiap Jumat tanggal 6, 13, 20, dan 27 November 2020. Kegiatan ini dapat diikuti secara GRATIS bagi Guru Matematika MTs/MA. Informasi dan pendaftaran, silakan kunjungi https://kpm.read1institute.org/info/pelatihanPesantren atau dapat menghubungi Narahubung 0812.8188.2562.