Rabu 04 Nov 2020 14:26 WIB

Kulit Mangga Ternyata Bisa Jadi Agen Pencegah Besi Berkarat

Kulit mangga mengandung senyawa kimia seperti flavonoid sebagai aktioksidan.

Mangga (ilustrasi)
Mangga (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menyulap ekstrak kulit mangga menjadi agen inhibitor korosi logam SS-304 ramah lingkungan. Atas pretasi ini, mereka meraih medali emas dalam kompetisi di Korea Selatan yang diikuti secara daring.

Salah seorang anggota tim, Tiara Mahendra Kurniawat mengatakan, kompetisi yang bertajuk Korea International Women's Invention Exposition (KIWIE) merupakan kegiatan ekspo tahunan bertaraf profesionalitas dan internasional.

Baca Juga

Pesertanya diikuti oleh 17 negara dan rutin diadakan setiap tahunnya oleh Korea Women Inventors Association (KWIA) yang bertempat di Kintex-ro, Ilsanseo-gu, Goyang-si, Gyeonggi-do, Korea Selatan pada 23 Oktober 2020.

Selain Mahen, sapaan akrabnya, mahasiswa lain yang tergabung dalam "Tim Platinum" yaitu Ahnaf, Ulfa Miki Fitriana, Hafildatur Rosyidah, dan Mohamad Ikbal Pangestu.

Menurut dia, inhibitor logam yang sering berada di pasaran biasa dipakai dengan menggunakan metode elektroplating. Ini merupakan metode untuk menghambat korosi logam dengan cara melapiskan logam akan dipakai menggunakan logam lain lebih mudah teroksidasi.

"Metode ini menggunakan prinsip elektrokimia. Limbah dari proses ini cukup banyak dan berbahaya sehingga kami perlu mencari alternatif lainnya," ucap dia.

Kulit mangga dipilih sebagai bahan dasar penelitian karena kulit mangga seringkali dibuang, jarang dimanfaatkan, dan dapat membuat limbah organik baru.

"Tak mau itu terjadi, kami memanfaatkan kulit mangga untuk dijadikan inhibitor, di mana kulit tersebut mengandung senyawa kimia seperti flavonoid yang mampu bertindak sebagai antioksidan," kata gadis asal Bogor tersebut saat dihubungi lewat pesan singkat.

Karena sifat tersebut, kata dia, laju korosi dapat ditahan. Dalam prosesnya, pertama mereka menjemur kulit mangga hingga kering, kemudian kulit mangga dicacah hingga dapat dilakukan pengekstrakan dan hasil ekstrak dicampur dengan larutan uji yaitu air garam (NaCl).

"Larutan uji tersebut kami gunakan untuk mengetahui tingkat korosi pada logam serta efektivitas inhibitor dalam menahan laju korosinya," katanya.

Penelitian ini sudah diujicobakan ke plat SS-304. Ini adalah salah satu jenis pelat logam yang banyak digunakan untuk kaleng makanan dan barang rumah tangga lainnya.

Hasilnya, lanjut dia, inhibitor ini berhasil menahan laju korosi dengan efisiensi sebesar 88 persen.

"Sebenarnya sudah ada penelitian serupa, namun yang membedakan dengan penelitian kami adalah jenis logam dan bahan inhibitor yang dipakai," kata dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement