Jumat 23 Oct 2020 18:43 WIB

Ahli: Vaksin Mengandung Babi Alami Penyaringan Miliaran Kali

Vaksinolog menjelaskan, produk akhir vaksin sudah tak lagi mengandung babi.

Kandidat vaksin Covid-19 (ilustrasi). Semua vaksin yang pada proses pembuatannya bersinggungan dengan enzim babi tertulis jelas pada kemasannya.
Foto: AP Photo/Ted S. Warren
Kandidat vaksin Covid-19 (ilustrasi). Semua vaksin yang pada proses pembuatannya bersinggungan dengan enzim babi tertulis jelas pada kemasannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa jenis atau merek vaksin dalam proses pembuatannya memang bersinggungan dengan enzim yang bersumber dari babi. Namun, menurut pakar vaksinologi, calon vaksin kemudian mengalami pencucian dan penyaringan hingga miliaran kali.

"Pada produk akhirnya sudah tidak lagi mengandung babi," kata dokter spesialis penyakit dalam dan vaksinolog dr Dirga Sakti Rambe SpPD melalui Youtube FMB9ID-IKP yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Dirga mengungkapkan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan vaksin yang proses pengembangannya memakai enzim babi. Terlebih, semua vaksin yang pada proses pembuatannya bersinggungan dengan enzim babi itu tertulis jelas pada kemasannya.

Lebih lanjut, Dirga mengatakan, untuk membuat vaksin baru dibutuhkan proses dan tahapan yang begitu panjang. Proses itu ditujukan memastikan vaksin tersebut betul-betul aman dan efektif.

"Setelah kita menetapkan ingin membuat suatu jenis vaksin baru maka akan diuji coba dulu pada binatang percobaan, jika terbukti aman dan efektif maka akan diuji coba pada manusia," jelas dia.

Uji coba itu disebut tahapan uji klinis yang terdiri dari tiga tahap dan keseluruhannya melibatkan 1.000 relawan manusia dengan tujuan memastikan vaksin aman dan efektif. Dalam pembuatan vaksin dibutuhkan waktu yang lama karena harus memenuhi tahapan-tahapan tersebut.

Hanya saja, pada situasi tertentu, proses pembuatan vaksin bisa diupayakan menjadi lebih cepat, tanpa mengabaikan aspek efektivitas dan keamanan. Pengecualian juga berlaku dalam merespons pandemi Covid-19 saat ini yang membutuhkan keberadaan vaksin dengan segera untuk melindungi masyarakat.

Dirga menjelaskan, cara kerja vaksin. Ia mengungkapkan, vaksin dapat diberikan dengan cara disuntikkan atau diteteskan ke tubuh. Vaksin akan merangsang sel-sel imunitas untuk membentuk antibodi.

"Antibodi ini ibarat seperti pasukan yang siap akan melawan penyakit kelak bila terpapar virus, bakteri, atau jamur," ujar Dirga.

Saat ini, ada beberapa kandidat vaksin Covid-19 yang tengah dikembangkan pemerintah, seperti vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Kandidat vaksin hasil kolaborasi dengan pihak luar negeri antara lain, Bio Farma dengan Sinovac dari China, Kimia Farma dengan G42 dari Uni Emirat Arab, dan Kalbe Farma dengan Genexine dari Korea Selatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement