REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Tiga ilmuwan dianugerahi Penghargaan Nobel dalam bidang fisika pada Selasa (6/10) atas penemuan blackhole atau lubang hitam. Ini merupakan wilayah luar angkasa dengan gravitasi paling kuat bahkan cahaya tidak bisa kabur.
Nobel diberikan kepada ilmuwan Inggris Roger Penrose, Reinhard Genzel dari Jerman, dan Andrea Ghez dari Amerika. Associated Press melaporkan Komite Nobel memberi Penrose setengah dari hadiah sekitar 1,1 juta dolar AS atau sekitar Rp 16,5 miliar, untuk karyanya yang menggunakan teori matematika bahwa lubang hitam adalah konsekuensi langsung dari teori relativitas umum Albert Einstein.
Penrose menemukan metode matematika yang sangat cerdik dalam mengeksplorasi teori relativitas umum Albert Einstein. Ia menunjukkan teori itu mengarah pada pembentukan lubang hitam, monster di ruang dan waktu itu dapat memerangkap apa pun yang masuk ke dalamnya.
Tidak ada satupun yang dapat lolos, bahkan cahaya sekali pun. Pada Januari 1965, sepuluh tahun setelah Einstein wafat, Penrose membuktikan lubang hitam dapat terbentuk dan menggambarkannya dengan detail.
Ia menemukan di jantung lubang hitam terdapat singularitas di mana semua hukum alam berhenti. Artikel Penrose yang menjadi terobosan dianggap memberikan kontribusi terbesar terhadap teori relativitas sejak Einstein.
Ganzel dan Ghez memenangkan babak kedua untuk penemuan benda tak terlihat, berat, dan supermasif di pusat galaksi kita. Genzel dan Ghez sejak tahun 1990-an masing-masing memimpin tim astronom yang fokus meneliti sebuah wilayah di tengah galaksi Bima Sakti yang dikenal sebagai Sagittarius A*. Mereka memetakan bintang terdekat yang paling terang di tengah Bima Sakti dengan presisi yang tinggi.
Keduanya menemukan objek tak terlihat yang sangat berat yang menarik tumpukan bintang, membuat bintang-bintang itu berputar cepat. Sekitar empat juta massa matahari menumpuk di wilayah itu tidak lebih besar daripada tata surya bumi.
Panitia menyerahkan hadiah pada Selasa, sebagai perayaan penelitian tentang salah satu objek paling eksotis di alam semesta. "Penemuan para pemenang tahun ini telah membuka pintu bidang baru terhadap studi objek padat dan supermasif," kata ketua Komite Nobel bidang Fisika, David Haviland dalam pernyataannya.
"Tapi objek-objek eksotis ini masih menimbulkan banyak pertanyaan untuk dijawab dan memotivasi penelitian di masa depan. Tidak hanya pertanyaan tentang struktur dalamnya, tapi juga pertanyaan tentang bagaimana menguji teori gravitasi di dalam kondisi ekstrem di sekitar lubang hitam," tambah Havilland.
Lubang hitam telah memikat para ilmuwan dan masyarakat umum selama beberapa dekade. Ilmuwan menangkap gambar optik pertama lubang hitam pada 2019.
"Lubang hitam, karena sangat sulit dimengerti, itulah yang membuatnya begitu menarik. Saya benar-benar menganggap sains sebagai teka-teki yang sangat besar," kata Ghez seperti dikutip AP, Selasa (6/10).
Dia mengatakan kepada hadirin di Royal Swedish Academy of Sciences bahwa lubang hitam sangat penting untuk bahan penyusun alam semesta. Ghez adalah wanita keempat yang dianugerahi Hadiah Nobel untuk Fisika, setelah Marie Curie pada 1903, Maria Goeppert-Mayer pada 1963, dan Donna Strickland pada 2018.
“Saya berharap saya bisa menginspirasi remaja putri lainnya ke lapangan. Ini adalah bidang yang memiliki banyak kesenangan. Dan jika Anda menyukai sains, ada banyak hal yang bisa dilakukan," kata Ghez.
Pengumuman pemenang untuk setiap Hadiah Nobel akan berlanjut hingga pekan depan. Penghargaan Nobel Kimia dijadwalkan akan diberikan pada Rabu, diikuti oleh penghargaan untuk Sastra pada Kamis, Penghargaan Perdamaian pada Jumat, dan Penghargaan Ekonomi pada Senin depan.