REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tasmanian Devil (Setan Tasmania), hewan marsupilia karnivor asal Australia untuk pertana kalinya diperkenalkan kembali ke alam liar. Tim konservasi melepaskan 26 binatang yang terancam punah ini ke hutan lindung di wilayah utara Sydney, sebagai upaya membangun kembali populasi mereka.
“Dalam 100 tahun, kita akan melihat kembali hari ini sebagai hari yang menggerakkan pemulihan ekologi seluruh negara,” ujar Tim Faulkner, kepala dari Aussie Ark dalam sebuah pernyataan, dilansir Fox News, Selasa (6/10).
Faulkner mengatakan apa yang dilakukan tim konservesi saat ini bukan hanya pelepasan kembali salah satu hewan kesayangan Australia. Tasmanian Devil akan merekayasa seluruh lingkungan di sekitarnya, memulihkan dan menyeimbangkan kembali ekologi hutan setelah berabad-abad kehancuran akibat rubah dan kucing yang diperkenalkan serta predator invasif lainnya.
“Karena pengenalan kembali ini dan semua kerja keras yang dilakukan untuk itu, suatu hari kami akan melihat Tasmanial Devil hidup di seluruh hutan timur Australia seperti yang mereka lakukan 3.000 tahun lalu,” jelas Faulkner.
Pelepasan Tasmanian Devil ke alam liar berlangsung pada Maret dan September adalah yang pertama dari tiga tahap yang direncanakan. Selama dua tahun ke depan, 20 Tasmanian Devil tambahan akan dilepasliarkan ke alam liar, yang diyakini hanya tersisa kurang dari 25.000 ekor.
Selama 1990-an, ada sebanyak 150.000 Tasmanian Devil di alam liar. Namun, saat itu, banyak dari mamalia yang dapat mengeluarkan suara menjerit bernada tinggi ini mengalami kanker mematikan dan secara drastis mengurangi jumlah populasi.
Tasmanian Devil yang dilepaskan kembali ke alam liar akan dipantau dengan perangkap kamera, dilengkapi kalung radio dan survei rutin untuk memahami bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungan.
Tidak jelas mengapa hewan ini tidak berkembang di Australia, tetapi para peneliti berspekulasi bahwa dingo mungkin berperan. Tasmanian Devil juga dilepaskan kembali sebagai bagian dari respons terhadap kebakaran hutan yang benar-benar menghancurkan dan terjadi di Australia awal tahun ini. Faulkner mengatakan ini adalah tanggapan terhadap ancaman keputusasaan itu.
“Apa pun yang terjadi, pada akhirnya kami tidak akan tergoyahkan dalam upaya kami untuk mengakhiri kepunahan dan membangun kembali Australia," kata Faulkner.
Diyakini bahwa kebakaran hutan telah membunuh atau membuat hampir 3 miliar hewan kehilangan tempat tinggal. Termasuk diantaranya dalah 43 juta mamalia, 2,46 miliar reptil, 180 juta burung, dan 51 juta katak.