REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raksasa chip AS Nvidia mengatakan sedang mengembangkan superkomputer paling kuat di Inggris yang akan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu para peneliti memecahkan tantangan medis yang mendesak. Tantangan medis ini termasuk yang terkait dengan Covid-19.
Menurut Nvidia, GSK dan AstraZenca akan menjadi dua perusahaan farmasi pertama yang memanfaatkan tenaga mesin tersebut. Kedua perusahaan itu sama-sama terlibat dalam penelitian vaksin virus corona.
Komputer bernama Cambridge-1, yang diharapkan dapat online pada akhir tahun di Cambridge, Inggris, akan dibekali sistem NVIDIA DGX SuperPOD yang mampu memberikan lebih dari 400 petaflops kinerja AI. "Hal itu berarti komputer tersebut menempati urutan ke-29 dalam daftar 500 teratas superkomputer paling kuat di dunia," kata Nvidia dalam keterangan seperti dilansir Reuters, Selasa (6/10).
Cambridge juga merupakan rumah bagi ARM, desainer chip asal Inggris, yang telah disetujui Nvidia untuk dibeli dari SoftBank Jepang seharga 40 miliar dolar AS.
Nvidia bermaksud membuat AI Center of Exellence di kota yang memiliki universitas tertua itu, menghadirkan superkomputer berbasis ARM yang akan berfungsi sebagai pusat kolaborasi bagi para peneliti, ilmuwan dan perusahaan rintisan di seluruh Inggris.
Superkomputer Cambridge-1 yang terpisah akan tersedia bagi para peneliti dari industri dan akademisi. "Superkomputer Cambridge-1 akan berfungsi sebagai pusat inovasi untuk Inggris, dan selanjutnya akan menjadi tempat untuk terobosan yang dilakukan oleh para peneliti dalam kesehatan dan penemuan obat,” kata pendiri sekaligus CEO Nvidia, Jensen Huang.