REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meski pandemi belum usai, penerbangan domestik dan luar negeri telah dibuka lagi. Tentunya, penerbangan dijalankan dengan melakukan pengetatan protokol kesehatan, mengingat ada temuan penyebaran Covid-19 di pesawat.
Belum lama ini ada studi yang mengkaji tentang bagian pesawat yang paling berisiko membuat penumpang tertular Covid-19. Studi itu menemukan bahwa penumpang yang duduk di kursi dekat jendela, di tengah kabin ekonomi, memiliki risiko tertinggi tertular Covid-19.
Seperti dilansir Times Now News, studi ini dilakukan di penerbangan Qantas Airways Ltd dengan melibatkan 243 penumpang. Menurut sebuah analisis pengurutan genom penumpang yang terinfeksi, setidaknya delapan dan mungkin sebanyak 11 penumpang yang duduk di kursi dekat jendela dilaporkan terpapar Covid-19 selama penerbangan lima jam dari Sydney ke Perth pada 19 Maret.
Sebelas orang yang terinfeksi terbagi rata antara bagian tengah dan belakang kabin. Namun, semua infeksi ditemukan berada di kelas ekonomi pesawat. Sementara itu, 7 dari 11 infeksi berada di kursi dekat jendela, yang merupakan temuan mengejutkan, mengingat selama ini banyak orang berasumsi bahwa bagian ini paling minim risiko dalam hal penularan virus.
Sebagian besar penumpang yang tertular Covid-19 duduk dalam dua baris penumpang yang terinfeksi. Hanya satu dari mereka yang ditempatkan enam baris jauhnya dan masih tertular virus.
Meskipun tidak dapat disangkal fakta bahwa risiko tetap ada, tidak peduli berapa banyak tindakan pencegahan yang dilakukan, penting untuk mengikuti semua pedoman oleh berbagai badan kesehatan untuk menghindari penyebaran virus. Studi ini diterbitkan di Emerging Infectious Diseases Journal.
Sebelumnya, dalam studi lain ditemukan bahwa seorang penumpang dalam penerbangan London ke Hanoi, Vietnam telah menyebarkan Covid-19 kepada 15 penumpang lainnya. Fakta yang diungkap dalam penelitian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat itu memperkuat bukti bahwa risiko penularan Covid-19 di pesawat adalah nyata.
Para peneliti mengidentifikasi seorang wanita berusia 27 tahun dari Vietnam yang mengalami sakit tenggorokan dan batuk sebelum penerbangan sebagai sumber wabah tersebut. Sebanyak 12 penumpang di kelas bisnis, dan dua di ekonomi, serta seorang anggota awak kabin, terinfeksi pada penerbangan 1 Maret itu.
Setelah tiba di London, gejala yang dirasakan wanita itu berkembang lebih jauh. Dia dinyatakan positif Covid-19 empat hari kemudian.