Rabu 30 Sep 2020 10:46 WIB

Lahir dari Ibu Positif Covid-19, Bagaimana Kondisi Bayinya?

Peneliti UCSF menunjukkan bayi dari ibu positif Covid-19 kebanyakan lahir sehat.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Bayi yang baru lahir (ilustrasi). Walaupun ibunya positif Covid-19 saat hamil, bayi yang dilahirkan rupanya tak terlalu terdampak oleh infeksi virus SARS-CoV-2 pada ibunya tersebut.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bayi yang baru lahir (ilustrasi). Walaupun ibunya positif Covid-19 saat hamil, bayi yang dilahirkan rupanya tak terlalu terdampak oleh infeksi virus SARS-CoV-2 pada ibunya tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketika Covid-19 mulai menyebar, para ahli tidak begitu memahami dampak penyakit baru itu pada kesehatan ibu dan bayinya kelak. Sebuah studi kecil di Italia pernah mengungkap, janin bisa terinfeksi dari ibunya yang positif Covid-19.

Akan tetapi, ada studi lain yang mengindikasikan bahwa ibu yang kena Covid-19 pun harus terus menyusui bayinya. Sebab, manfaat menyusui lebih besar daripada risiko terpapar Covid-19.

Baca Juga

Sekarang, studi baru yang dilakukan oleh para peneliti University of California, San Fransisco (UCSF) menunjukkan bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi SARS-CoV-2 tumbuh dengan baik selama enam hingga delapan pekan setelah lahir. Hanya sedikit yang terdampak buruk. Padahal, ada banyak bayi dari ibu yang terpapar Covid-19 hingga dua pekan sebelum melahirkan, harus dirawat di unit perawatan intensif neonatal (NICU).

Saluran pernapasan bayi

Sebuah studi yang diterima oleh Clinical Infectious Diseases memeriksa sebanyak 263 bayi. Studi yang belum dipublikasikan tersebut menemukan  bahwa kondisi kesehatan bayi, baik yang lahir prematur, dirawat di NICU, ataupun mengidap penyakit pernapasan, tidak ada bedanya dengan bayi yang lahir dari ibu yang terpapar Covid-19 maupun negatif Covid-19.

Dalam penelitian ini, sebanyak 179 ibu dinyatakan positif SARS-CoV-2 dan 83 dinyatakan negatif. Sementara itu, dari 263 bayi, 44 di antaranya dirawat di NICU, namun bukan karena pneumonia atau infeksi saluran pernapasan bagian bawah.

Cuma 1,1 persen bayi yang lahir dari ibu positif Covid-19 juga dinyatakan terinfeksi. Meskipun bayi dinyatakan tertular, mereka tidak menunjukkan gejala yang merugikan. Dua bayi yang lahir dari ibu yang dinyatakan positif Covid-19 pada trimester ketiga, mengalami cacat lahir dengan beberapa kelainan bawaan.

"Bayi-bayi itu baik-baik saja dan itu luar biasa," kata Profesor Pediatri Epidemiologi dan Biostatistik University of California, San Fransisco, Valerie J. Flaherman dalam rilis berita dilansir laman Health24, Rabu (30/9).

Saat virus penyebab Covid-19 pertama kali menyerang, menurut Flaherman, banyak permasalahan aneh. Namun, hampir tidak ada informasi tentang Covid-19 berdampak pada ibu hamil dan bayi mereka.

Kehamilan dan sistem kekebalan

Sistem kekebalan ibu hamil diketahui lebih rentan terhadap virus influenza. Ibu bisa sampai dirawat, bayinya lahir meninggal, atau bahkan keguguran ketika terinfeksi virus influenza saat hamil.

Bagaimana pengaruh SARS-Cov-2 terhadap ibu hamil? Belum ada jawaban jelas untuk pertanyaan itu.

Beberapa penelitian telah melaporkan, ibu yang terinfeksi Covid-19 berisiko lebih tinggi melahirkan bayi sebelum waktunya dan virus dapat ditularkan ke bayi. Namun, tidak ada data terkini tentang bagaimana SARS-CoV-2 memengaruhi bayi selama tahap pertama kehidupannya.

"Secara keseluruhan, temuan awal mengenai kesehatan bayi meyakinkan, tetapi penting untuk dicatat bahwa sebagian besar kelahiran ini berasal dari infeksi yang terjadi pada trimester ketiga," kata Asisten Profesor Kebidanan Ginekologi dan Reproduksi University of California San Fransisco, Dr Stephanie L. Gaw, PhD.

Menrutu Gaw, hasil dari studi lengkap kelompoknya akan memberikan gambaran lengkap tentang risiko selama kehamilan. Kendati terdapat beberapa keterbatasan dalam studi, temuan ini dapat membantu menginformasikan pedoman dan kebijakan perawatan bayi selama pandemi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement