Jumat 25 Sep 2020 01:35 WIB

Peneliti Uji Efektivitas 11 Bahan Masker Kain, Hasilnya?

Peneliti membandingkan efektivitas masker kain aneka bahan dengan masker medis.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Sebelas jenis kain yang biasa ditemukan di rumah diuji efektivitasnya dalam menahan droplet serta kemudahan pemakainya bernapas. Kain-kain tersebut dibandingkan dengan masker medis.
Foto: Science Direct
Sebelas jenis kain yang biasa ditemukan di rumah diuji efektivitasnya dalam menahan droplet serta kemudahan pemakainya bernapas. Kain-kain tersebut dibandingkan dengan masker medis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak bahan kain yang dijadikan sebagai masker dalam rangka menerapkan protokol kesehatan. Rupanya, kain yang mudah ditemukan di rumah pun tak dapat disepelekan kemampuannya menangkal penyebaran virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.

Penggunaan masker bertujuan menangkal droplet alias percikan liur yang membawa virus corona tipe baru tersebut. Dilansir laman Web MD, Taher Saif, seorang profesor ilmu mesin dan teknik di University of Illinois di Urbana-Champaign, telah meneliti efektivitas kain rumahan dalam menangkal droplet. Kemampuan aneka serat kain dalam menahan laju aliran udara maupun droplet dicermati.

Baca Juga

"Tujuan kami adalah untuk menunjukkan bahwa banyak kain biasa yang bagus perbandingan antara sirkulasi udara dan efisiensi pemblokiran tetesan besar dan kecilnya," kata Saif dalam rilis berita universitas.

Tim peneliti menguji kemampuan bernapas dan pemblokiran droplet terhadap 11 kain yang umum ada di rumah tangga. Bahan yang digunakan mulai dari pakaian baru dan bekas, kain berlapis, seprai, hingga serbet.

"Menguji daya tahan kain ini adalah bagian yang mudah. Kami hanya mengukur laju aliran udara melalui kain. Menguji kemampuan menahan droplet sedikit lebih rumit," ujar Saif.

Peneliti mengisi nosel inhaler dengan air suling yang dicampur dengan partikel fluoresen seukuran partikel virus corona. Inhaler memaksa air melalui nozel dan membuat droplet yang terkumpul di bagian depan inhaler. Untuk menguji bahan, peneliti mengulangi proses tersebut dengan bahan yang berbeda.

Peneliti menghitung jumlah nanopartikel menggunakan mikroskop confocal resolusi tinggi. Peneliti kemudian dapat menggunakan rasio jumlah yang dikumpulkan dengan dan tanpa kain untuk mengukur efisiensi pemblokiran percikan air.

Droplet meninggalkan inhaler dengan kecepatan sekitar 17 meter per detik. Droplet dari berbicara, batuk, dan bersin memiliki kecepatan dalam kisaran 10 hingga 40 meter per detik.

"Kami menemukan bahwa semua kain yang diuji sangat efektif dalam memblokir partikel 100 nanometer yang dibawa oleh tetesan berkecepatan tinggi yang serupa dengan yang mungkin dilepaskan dengan berbicara, batuk, dan bersin, bahkan sebagai satu lapisan," kata Saif.

Dengan dua atau tiga lapisan, bahkan kain yang lebih permeabel, seperti kain t-shirt, dapat mencapai efisiensi pemblokiran percikan yang serupa dengan masker medis, dengan tetap mempertahankan daya tahan yang sebanding atau lebih baik. Laporan tersebut belum lama ini diterbitkan di jurnal Extreme Mechanics Letters.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement