REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Covid-19 yang parah pada dewasa muda lebih mematikan daripada serangan jantung. Kesimpulan tersebut berasal dari sebuah studi terbaru yang menganalisis data di Brigham and Women’s Hospital, Boston, AS.
Dalam temuan yang telah dipublikasikan pada Rabu di Jama Internal Medicine itu terungkap bahwa hampir 781 ribu pasien Covid-19 yang keluar rumah sakit antara 1 April hingga 30 Juni, 30,5 persen di antaranya adalah dewasa muda usia 18 sampai 34 tahun. Lebih dari setengah pasien tersebut adalah pria dan 57 persen adalah warga kulit hitam atau Hispanik. Data tersebut selaras dengan temuan sebelumnya terkait keparahan penyakit yang tidak proporsional dalam kelompok demografis ini.
Dari sejumlah komordibitas yang terdata, sekitar satu dari empat pasien mengalami obesitas yang tidak sehat, 16 persen mengalami hipertensi, dan 18 persen lainnya adalah diabetesi. Kondisi kesehatan tersebut erat kaitannya dengan keparahan pasien Covid-19 dewasa muda.
Lebih lanjut, peneliti menyebut bahwa orang dewasa muda dengan beberapa penyakit penyerta menghadapi risiko yang setara dengan yang terlihat di antara orang dewasa paruh baya tanpa kondisi kesehatan yang mendasarinya. Orang dewasa muda yang dirawat di rumah sakit disebut mengalami tingkat efek samping yang substansial.
Menurut penelitian, sebanyak 21 persen membutuhkan perawatan intensif, 10 persen harus dipasangi ventilasi mekanis, dan sekitar tiga persen meninggal. Sementara angka kematian di rumah sakit ini kurang dari angka yang dilaporkan untuk pasien virus corona yang lebih tua, itu menggandakan angka kematian orang dewasa muda dengan infark miokarditis akut atau serangan jantung.
“Mengingat tingkat infeksi Covid-19 yang meningkat tajam pada orang dewasa muda, temuan ini menekankan pentingnya tindakan pencegahan infeksi pada kelompok usia ini,” tulis para peneliti.