REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Blockchain kian merambah luas dan digunakan di berbagai industri, seperti logistik, peternakan, layanan kesehatan, industri hiburan, hingga industri gaming. Tidak hanya itu, kemampuan sumber daya manusia dalam perkembangan teknologi ini juga dihargai sangat tinggi. Hal ini terbukti dari rata-rata gaji pengembang teknologi blockchain di Amerika Serikat yang mencapai 136 ribu dolar AS atau setara dengan Rp 1,8 miliar per tahun.
Dalam perilisan berita terbaru dari LinkedIn, situs jejaring sosial yang menghubungkan para profesional di seluruh dunia, menyatakan bahwa kemampuan paling diminati pada tahun 2020 adalah kemampuan yang terkait dengan Blockchain, mengalahkan kategori lain seperti Artificial Intelligence dan juga Cloud Computing. Perusahaan teknologi seperti IBM, Oracle, Amazon, Microsoft, dan lainnya menganggap teknologi blockchain sebagai sebuah teknologi transformasional yang dapat mengubah dunia.
Baru-baru ini, Coinvestasi bersama Tezos sukses menyelenggarakan acara webinar Blockchain Developer Fast Track dalam rangkaian Tezos Webinar dan Workshop Protokol Tezos, dengan mengajak mahasiswa dan developer bersama-sama belajar dan mengembangkan kemampuan Blockchain untuk menjadi profesional berpenghasilan besar dalam bidang ini.
Rangkaian acara ini telah diselenggarakan menjadi dua sesi, pada 28 Agustus dan 31 Agustus 2020. Sesi pertama berupa Workshop Universitas yang dibuka khusus untuk mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia dan sesi kedua berupa Developer Meetup yang dibuka kepada para developer. Pada sesi kedua ini, terdapat rangkaian hands-on atau praktik langsung pembuatan smart contract.
Perguruan tinggi yang turut mendukung acara Tezos Webinar ini berlangsung adalah Telkom University, Universitas Negeri Semarang, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Multimedia Nusantara. Tidak hanya itu, acara ini juga menggandeng komunitas developer di Indonesia, seperti Female Geek, Girls in Tech, Facebook Developers Bali, Python Regional Jogja.
Tezos adalah Blockchain yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan jaringannya sendiri. Stakeholder yang terlibat dalam jaringan memberikan suaranya dengan sebuah amandemen di dalam protokol untuk mencapai konsensus sosial pada proposal tertentu, dan menciptakan peningkatan sistem yang aman serta organik. Sistem tata kelola protokol on-chain, mekanisme Proof-of-Stake (PoS), dan kemampuan memfasilitasi verifikasi formal, menjadikan Tezos sebagai solusi jangka panjang yang ideal untuk transaksi digital, termasuk smart contract dan Security Token Offering (STO).