Senin 31 Aug 2020 18:57 WIB

Ilmuwan Temukan Makhluk Tertua yang Hidup dengan Hibernasi

Lystrosaurus memperlambat metabolisme melalui keadaan mati suri atau hibernasi.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Lystrosaurus, makhluk kuno yang memiliki gading mirip gajah dan paruh mirip penyu.
Foto: Crystal Shin fia fox news
Lystrosaurus, makhluk kuno yang memiliki gading mirip gajah dan paruh mirip penyu.

REPUBLIKA.CO.ID, ANTARTIKA -- Ilmuwan menemukan fosil makhluk yang hidup 250 juta tahun lalu bernama Lystrosaurus. Makhluk ini memiliki gading mirip gajah dan paruh mirip penyu. Ilmuwan menduga ini adalah makhluk tertua yang diketahui berhibernasi untuk bertahan hidup.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Communications Biology, mencatat bahwa Lystrosaurus mampu memperlambat metabolisme, melalui keadaan mati suri (hibernasi) berdasarkan bukti fosil.

Baca Juga

"Hewan yang hidup di atau dekat kutub selalu harus mengatasi lingkungan yang lebih ekstrim yang ada di sana," kata pemimpin penulis studi tersebut Megan Whitney, dilansir di Fox News, Senin (31/8).

"Penemuan awal ini menunjukkan bahwa memasuki keadaan seperti hibernasi bukanlah jenis adaptasi yang relatif baru. Ini adalah adaptasi kuno," ucap dia.

Para peneliti melihat penampang enam Lystrosaurus dari Antartika dan empat dari Afrika Selatan dan membandingkannya. Mereka melihat ada pola pertumbuhan yang serupa di dentin, tetapi yang dari Antartika memiliki cincin tebal dengan jarak dekat, yang menurut para peneliti disebabkan oleh stres yang berkepanjangan.

"Analog terdekat yang dapat kami temukan dengan 'tanda stres' yang kami amati di Antartika Lystrosaurus gading adalah tanda stres pada gigi yang terkait dengan hibernasi pada hewan modern tertentu," ucap Whitney.

Lystrosaurus dapat tumbuh hingga 8 kaki panjangnya. Genus tersebut berhasil bertahan dari peristiwa kepunahan massal terbesar di planet ini, sekitar 252 juta tahun yang lalu.

Para peneliti tidak 100 persen yakin Lystrosaurus membutuhkan hibernasi sejati, karena tanda stres yang terlihat di Lystrosaurus Antartika bisa jadi berasal dari jenis lain mati suri.

Namun, mengingat temuan mereka, para peneliti percaya Lystrosaurus berdarah panas dan memang berhenti beraktivitas untuk periode waktu tertentu.

"Hewan berdarah dingin sering mematikan metabolisme mereka sepenuhnya selama musim yang sulit, tetapi banyak hewan endotermik atau 'berdarah panas' yang hibernasi sering mengaktifkan kembali metabolisme mereka selama periode hibernasi," jelas Whitney.

"Apa yang kami amati di taring Lystrosaurus Antartika cocok dengan pola 'peristiwa pengaktifan kembali' metabolik kecil selama periode stres, yang paling mirip dengan apa yang kita lihat pada hibernator berdarah panas hari ini," jelasnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement