Jumat 28 Aug 2020 07:40 WIB

Dua Terobosan OY! Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19

Voucher game bisa didapatkan via aplikasi.

Dunia Digital (ilustrasi).
Foto: Piqsels
Dunia Digital (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo sudah menilai indeks literasi keuangan di Tanah Air masih tergolong rendah. Jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, Indonesia masih berada di posisi bawah. 

Walaupun begitu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mengeluarkan data mengenai indeks literasi keuangan pada 2019 yang menunjukkan bahwa ada kenaikan literasi keuangan di Indonesia yang mencapai 38,03%. 

Angka tersebut merupakan peningkatan jika dibandingkan 3 tahun sebelumnya pada 2016 yang berada angka 29,7%. Survei juga menunjukkan bahwa Indonesia mencatat kenaikan indeks inklusi keuangan dari 67,8% pada 2016, menjadi 76,19% pada tahun lalu.

Untuk itu pemerintah semakin mendorong lembaga keuangan, terutama perbankan, untuk mengadakan sejumlah program dalam upaya untuk meningkatkan inklusi keuangan dan mengembangkan produk dan kualitas layanan mereka agar dapat menyentuh seluruh permukaan masyarakat di Indonesia lebih baik lagi.

Jesayas Ferdinandus selaku CEO OY! Indonesia mengatakan, merespons hal tersebut, pihaknya suap ikut berupaya dalam meningkatkan literasi finansial yang mampu mendorong kemajuan ekonomi nasional. Tidak hanya mendorong penetrasi penggunaan aplikasi keuangan digital terutama di kaum urban dan milenial, kini memudahkan pula lapisan masyarakat di daerah yang jarang ditemukan mesin ATM sehingga sulit menarik tunai.

"OJK menyebutkan, pada tahun 2019 hanya 60% penduduk dewasa yang memiliki rekening, padahal, terima-kirim uang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. OY! Indonesia kini sedang melakukan uji coba untuk merealisasikan tarik tunai yang bisa dilakukan di gerai retail.

Tanpa mesti mencari mesin ATM, kini diklaim para pengguna bisa melakukan penarikan tunai di kasir gerai retail," papar dia di Jakarta, Kamis (27/8).

Dengan menggunakan fitur Tarik Tunai di aplikasi OY!, kata dia, penarikan uang tunai tidak lagi terbatas pada lokasi mesin ATM yang sering kali sulit ditemukan. Ini terutama di daerah-daerah terpencil. Sebagai biaya administrasi, ujar dia, pengirim akan dikenakan biaya Rp 5.000,-. 

“Kami melihat akses ke mesin ATM masih sangat terbatas. Selain jarak yang jauh dari rumah, ATM bank yang berbeda-beda juga mengakibatkan adanya biaya tambahan yang dikenakan ke masyarakat. Akibatnya, uang yang keluar dari dompet masyarakat pun semakin besar dan mahal. Kami mencoba menjawab permasalahan ini dengan melakukan uji coba untuk merealisasikan tarik tunai yang bisa dilakukan di gerai retail," papar dia.

Ia menambahkan, OY! Indonesia bekerjasama dengan UniPin menghadirkan voucher game. Pengguna OY! bisa mendapatkan voucher game kesayangannya dengan mudah melalui fitur top-up pada aplikasi OY!. Menurut dia, masing-masing voucher game yang disediakan pun memiliki paket (kuota) yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

"Ini upaya kami agar kebutuhan rekreasi masyarakat di era pandemi ini dapat terpenuhi. Ini juga sekaligus menjadi upaya kami untuk ikut mensukseskan program social distancing dalam rangka menekan penyebaran Covid-19. Kami berharap, bermain video game dapat menjadi salah satu aktivitas positif yang dilakukan oleh masyarakat di masa pandemi seperti saat ini," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement