REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan menemukan 'detak jantung' sinar gamma di sebuah nebula yang berjarak 100 tahun cahaya dari sebuah mikroquasar SS433. Nebula ini adalah Nebula Manatee atau awan gas kosmik yang terletak di konstelasi Aquila. Konstelasi Aquila merupakan sisa-sisa dari supernova W50.
Mikroquasar terjadi saat lubang hitam dan sebuah bintang sedang mengorbit satu sama lain. Ketika berinteraksi, kemudian melepaskan semburan material yang kuat.
Jet atau semburan adalah konsekuensi dari proses pemberian 'makan' lubang hitam dari bintang itu. Ketika keduanya berinteraksi dengan media antarbintang di sekitarnya, membuat sinar gamma dapat terbentuk.
Dalam kasus W50, hal yang membingungkan adalah skala sangat luas. Biasanya, jet efeknya terlokalisasi. Namun, tidak demikian dalam temuan ini. Dilaporkan di Nature Astronomy, tim telah menghubungkan detak jantung sinar gamma nebula dengan perubahan di mikroquasar.
Bintang itu sekitar 30 kali massa Matahari sedang lubang hitam memiliki massa antara 10 dan 20 kali Matahari. Benda-benda ini mengorbit satu sama lain dalam 13 hari, dengan lubang hitam menyedot materi dari bintang.
Proses ini telah menciptakan piringan akresi material di sekitar lubang hitam tempat jet dilepaskan. Para peneliti menemukan geometri cakram adalah kuncinya.
“Piringan akresi tidak terletak tepat di bidang orbit kedua benda. Ini presesi, atau bergoyang, seperti gasing yang telah diatur miring di atas meja. Akibatnya, kedua jet itu berputar ke ruang sekitarnya, bukan hanya membentuk garis lurus,” ”ujar rekan penulis studi Diego Torres, seorang profesor dari Institute of Space Science, Barcelona, dalam sebuah pernyataan, dilansir IFL Science, Selama (18/8).
Jet membutuhkan 162 hari untuk kembali ke posisi semula. Tim peneliti melihat emisi gamma dari wilayah lain di nebula dengan periode yang sama. Ini lebih dari sekadar kebetulan yang luar biasa, membuat para ilmuwan yakin bahwa keduanya terkait.
“Menemukan koneksi yang tidak ambigu melalui waktu, sekitar 100 tahun cahaya dari microquasar, bahkan tidak di sepanjang arah jet adalah hal yang tak terduga dan menakjubkan, tapi bagaimana lubang hitam dapat memberi daya pada detak jantung awan gas tidak jelas bagi kami,” jelas penulis utama studi Jian Li, dari Deutsches Elektronen-Synchrotron.
Tim peneliti tidak meyakini bahwa interaksi langsung dengan jet itu terjadi. Sebaliknya, mereka mengajukan hipotesis yang menarik untuk menjelaskan hubungan tersebut, yaitu aliran proton mungkin diproduksi di sekitar lubang hitam atau di tepi jet dan inilah yang berinteraksi dengan nebula lainnya.
“SS 433 terus memukau para pengamat di semua frekuensi dan ahli teori. Itu pasti akan memberikan ujian bagi ide-ide kami tentang produksi sinar kosmik dan propagasi di dekat mikroquasar untuk tahun-tahun mendatang,” kata Li.