Sabtu 08 Aug 2020 09:49 WIB

Tumpahan Minyak di Mauritius Bisa Picu Bencana Lingkungan

Tumpahan minyak di Mauritius dapat picu bencana lingkungan dalam skala besar

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Tumpahan minyak di Mauritius dapat picu bencana lingkungan dalam skala besar. Ilustrasi.
Foto: flickr
Tumpahan minyak di Mauritius dapat picu bencana lingkungan dalam skala besar. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PORT LOUIS — Pemerintah Mauritius mengumumkan insiden kebocoran minyak dari kapal kargo yang kandas di wilayah tenggara negara kepulauan tersebut dapat memicu bencana lingkungan yang luas. Kementerian Lingkungan mengatakan terdapat pelanggaran dilakukan oleh kapal bernama MV Wakashio tersebut yang menyebabkan insiden terjadi.

“Masyarakat pada umumnya, termasuk operator kapal dan nelayan, diminta untuk tidak melintas di pantai dan di laguna Blue Bay, Pointe d'Esny dan Mahebourg,” ujar pernyataan Kementerian Lingkungan Mauritius dilansir Aljazirah, Jumat (7/8).

Baca Juga

Kapal kargo milik sebuah perusahaan Jepang namun berbendera Panama kandas di perairan Mauritius pada 25 Juli lalu. Para awak yang berada di MV Wakashio telah dievakuasi dengan selamat.

Kapal itu membawa 200 ton solar dan 3.800 ton bahan bakar bunker. Pendaratan terjadi di Pointe d'Esny, yang terdaftar di bawah Konvensi Ramsar tentang Lahan Basah Kepentingan Internasional dan dekat taman laut Blue Bay.

Pemerintah Mauritius mengatakan meminta bantuan pulau La Reunion di Samudra Hindia Prancis. Menteri Lingkungan Hidup Kavy Ramano mengatakan bahwa saat ini negara berada dalam situasi krisis lingkungan.

Hingga saat ini, semua upaya untuk menstabilkan kapal telah gagal karena gelombang laut yang ganas, demikian pula upaya untuk memompa minyak yang bocor. Para ahli ekologi khawatir kapal itu bisa pecah.

Kondisi itu akan menyebabkan kebocoran yang lebih besar dan berpotensi menimbulkan kerusakan besar di garis pantai pulau itu. Negara ini sangat bergantung pada lautnya untuk makanan dan pariwisata, dengan beberapa terumbu karang terbaik di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement