REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat ruang angkasa milik NASA, Juno menemukan jenis petir baru di Jupiter. Fenomena ini mungkin terjadi karena disebabkan oleh bola es dan amonia cair yang unik.
Ilmuwan telah lama memperkirakan bahwa petir di Jupiter terjadi dengan cara yang sama seperti di Bumi, yaitu melalui air cair dan es yang berinteraksi di dalam awan dan membangun muatan listrik. Hal itu didukung oleh fakta bahwa kita hanya akan melihat petir yang berasal dari lapisan awan air jauh di bawah puncak awan yang kita lihat sebagai permukaan planet tersebut.
Namun, Juno menemukan kilatan petir yang datang dari area jauh lebih tinggi di atmosfer Jupiter, yang suhunya terlalu dingin untuk air cair. Heidi Becker, dari Jet Propulsion Laboratory NASA di California, anggota tim Juno mengatakan bahwa ini sangat berbeda dari apa yang terjadi di Bumi dan merupakan sebuah kejutan besar.
“Ini sangat berbeda dari asumsi di mana petir terjadi di Jupiter dan bagaimana cara kerjanya,” ujar Becker, dilansir Newscientist, Kamis (6/8).
Para peneliti menemukan bahwa petir di Jupiter bisa disebabkan oleh cairan amonia yang bertindak sebagai antibeku. Itu akan menciptakan apa yang mereka sebut sebagai 'jamur' terdiri dari campuran air amonia cair yang dikelilingi oleh air es. Petir dapat terjadi ketika jamur-jamur ini bertabrakan dengan partikel es dan membentuk muatan listrik.
"Ini akan menjadi seperti bola salju kotor dengan kerak renyah renyah dan pusat kenyal. Saat dilemparkan ke dalam jalur naik dan turun, ia akan mendapatkan lebih banyak es di sekitarnya, seperti menggulung bola salju di sekitarnya untuk membuatnya lebih besar,” jelas Becker.
Bola salju yang licin ini kemudian dapat jatuh jauh ke bagian dalam Jupiter, memecahkan misteri lain. Pertanyaan mengapa bagian dalamnya tampaknya tidak memiliki gas amonia sebanyak yang kita harapkan. Amonia mungkin bersembunyi di dalam jamur, yang kemudian menimbulkan guntur atau gemuruh.