Kamis 06 Aug 2020 04:05 WIB

Vaksin Covid-19 Bisa Dipakai untuk Semua Strain SARS-CoV-2

Tingkat mutasi virus SARS--CoV-2, penyebab penyakit Covid-19, cukup rendah.

Rep: Febryan A/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin Covid-19 (Ilustrasi). Dengan mencermati tingkat mutasi SARS-CoV-2 yang rendah, peneliti meyakini vaksin kelak dapat dipakai untuk semua strain virus penyebab Covid-19.
Foto: corbis.com
Vaksin Covid-19 (Ilustrasi). Dengan mencermati tingkat mutasi SARS-CoV-2 yang rendah, peneliti meyakini vaksin kelak dapat dipakai untuk semua strain virus penyebab Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti di Universitas Bologna, Italia, menemukan, tingkat mutasi virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19, cukup rendah. Temuan ini memungkinkan vaksin digunakan untuk semua galur (strain) SARS-CoV-2.

Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Microbiology itu merupakan studi "paling luas" yang pernah dilakukan pada sekuens SARS-CoV-2. Analisis dilakukan terhadap 48.635 genom virus corona yang diisolasi para peneliti di laboratorium di seluruh dunia.

Baca Juga

Para peneliti di Universitas Bologna pun berhasil memetakan penyebaran dan mutasi virus selama perjalanannya ke semua benua. Ditemukan juga bahwa variabilitas atau tingkat mutasi virus SARS-CoV-2 cukup rendah, yakni hanya sekitar tujuh mutasi per sampel. Sebagai perbandingan, flu bisa memiliki tingkat mutasi lebih dari dua kali lipat.

"Virus corona SARS-CoV-2 mungkin sudah dioptimalkan untuk mempengaruhi manusia dan ini menjelaskan perubahan evolusinya yang rendah," kata Federico Giorgi, koordinator penelitian ini.

Dengan temuan tersebut, vaksin yang kelak berhasil ditemukan kemungkinan akan bisa digunakan untuk semua jenis virus SARS-CoV-2. "Ini berarti bahwa perawatan yang kami kembangkan, termasuk vaksin, mungkin efektif terhadap semua jenis virus," kata Giorgi, sebagaimana dilansir Times Now News, Rabu (5/8).

Giorgi bersama rekan-rekannya juga berhasil menemukan enam jenis utama virus SARS-CoV-2. Ada Strain L sebagai strain asli, yakni yang muncul di Wuhan, China, pada Desember 2019.

Lalu, Strain S yang muncul pada awal 2020 sebagai hasil mutasi dari Strain L. Selanjutnya ada Strain V dan Strain G yang sama-sama muncul pada pertengahan Januari.

Hingga saat ini, strain G adalah yang paling luas penyebarannya. Strain G bermutasi menjadi Strain GR dan GH pada akhir Februari.

"Strain G dan turunannya GR dan GH sejauh ini yang paling luas, mewakili 74 persen dari semua sekuens gen yang kami analisis," kata Giorgi.

"Mereka menyajikan empat mutasi, dua di antaranya mampu mengubah urutan RNA polimerase dan Spike protein virus. Karakteristik ini mungkin memfasilitasi penyebaran virus," katanya.

Selain enam jenis virus corona utama, para peneliti mengidentifikasi beberapa mutasi yang jarang. Meski mutasi yang jarang ini tak terlalu mengkhawatirkan, tapi para peneliti akan tetap melakukan pemantauan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement