Sabtu 01 Aug 2020 07:20 WIB

SARS-CoV-2 Bisa Berkamuflase agar tak Dikenali Sel Tubuh

SARS-CoV-2 merupakan virus penyebab Covid-19.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. SARS-CoV-2 dapat masuk ke dalam sel tanpa memicu alarm pada sistem imun tubuh.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. SARS-CoV-2 dapat masuk ke dalam sel tanpa memicu alarm pada sistem imun tubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada semakin banyak studi yang membuktikan betapa mudahnya virus corona menginfeksi sel-sel manusia. Tak hanya sel-sel yang berada di paru, tetapi juga sel-sel yang ada di jantung dan bahkan otak. Kenapa?

Sebuah studi terbaru dalam jurnal Nature Communications mungkin dapat memberikan jawabannya. Perlu dipahami bahwa virus corona merupakan virus RNA. Artinya, virus ini perlu memasuki sebuah sel dengan RNA-nya agar bisa memperbanyak diri. 

Baca Juga

Selain mengikatkan diri ke reseptor ACE2, SARS-CoV-2 juga mampu meniru molekul RNA untai tunggal tertentu yang berkaitan dengan gen sel. Hal ini memudahkan SARS-CoV-2 utnuk masuk tanpa memicu mekanisme perlindungan tubuh.

Seperti dilansir Health 24, strain SARS-CoV-2 memiliki struktur 5' cap pada awal genomnya dan 3' poly tail pada ujung genomnya. Struktur ini bertindak sebagai RNA duta (mRNA) yang bertugas untuk menerjemahkan urutan genetik menjadi protein spesifik.

Melalui metilasi pada nukleotida pertama strain virus, protein-protein tersebut bisa meniru mRNA manusia. Kondisi inilah yang memungkinkan SARS-CoV-2 untuk masuk ke dalam sel tanpa memicu "alarm" pada sistem imun tubuh. Ketika virus sudah masuk ke dalam sel, virus tersebut dapat memperbanyak diri dan menyebar ke seluruh tubuh.

Tim peneliti mengatakan protein bernama nsp16/nsp10 heterodimer bertanggung jawab atas terjadinya proses metilasi tersebut. Dengan memanfaatkan X-ray crystallography, tim peneliti berhasil menciptakan struktur 3 dimensi dari protein tersebut.

Temuan mengenai visualisasi protein dan mekanisme metilasi pada mRNA cap ini dapat membantu ilmuwan untuk mengembangkan obat antivirus yang efektif. Misalnya mengembangkan obat yang dapat mencegah hal tersebut tidak terjadi dan membuat virus corona menjadi lebih terlihat oleh sistem imun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement