Rabu 29 Jul 2020 18:58 WIB

Ilmuwan Temukan Fosil Burung Hantu Berusia 60 Juta Tahun

Cara hidup burung hantu purba berbeda dengan burung hantu modern.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi burung hantu
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Ilustrasi burung hantu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baru-baru ini, ilmuwan menemukan fosil tulang kaki berusia 60 juta tahun yang diduga milik burung hantu purba. Ilmuwan menemukan fosil utuh burung hantu ini dari sedimen di Amerika Utara.

"Burung hantu lain dari periode ini dapat dikenali dari tulang dan fragmen individunya," kata perwakilan Institut Riset Senckenberg, Gerald Mayr dilansir dari Heritage Daily pada Rabu (29/7).

Baca Juga

Fosil itu digunakannya dalam penelitian. Ia mendapati fosil besar dibanding ukuran burung hantu saat ini. Selain tulang kepala, semua tulang utama dari burung hantu purba itu masih awet.

"Ukuran burung hantu dalam fosil ini hampir seukuran burung hantu modern jenis snowy. Tapi jelas ada perbedaan dari ukuran cakar," ujar Mayr.

Mayr menjelaskan burung hantu modern punya ukuran cakar pada jari yang sama. Sedangkan temuan spesies Primoptynx poliotauros punya cakar berukuran lebih besar pada sebagian jari kakinya.

"Proporsi jari kaki ini ditemukan pada elang misalnya. Walau tak berhubungan langsung dengan burung hantu, jenis burung ini merobek mangsa dengan cakarnya," ucal Mayr.

Oleh karena itu, Meyr berasumsi burung hantu yang telah punah itu menggunakan cakarnya guna membunuh mangsa.

"Nampaknya gaya hidup burung hantu yang telah punah ini sangat berbeda dengan burung hantu modern," ujar ahli burung asal  Frankfurt tersebut.

Temuan ini menggambarkan kekayaan jenis burung hantu di Amerika Utara. Misalnya dari spesies Eostrix gulottai yang ukurannya sekitar 12 sentimeter sampai temuan fosil ini yang diduga tingginya 60 sentimeter.

"Belum jelas mengapa burung hantu mengubah teknik berburunya. Kami menduga mungkin berhubungan dengan penyebaran mangsa sekitar 34 juta tahun lalu, inilah yang mengubahnya jadi burung nokturnal," tutup Mayr.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement