Rabu 29 Jul 2020 08:40 WIB

Peneliti Identifikasi 21 Obat Berpotensi Kalahkan Covid-19

Ada 21 obat yang tampak bisa menghentikan replikasi virus corona penyebab Covid-19.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
Obat (ilustrasi) . Peneliti mengidentifikasi, ada 21 obat yang bisa menghentikan replikasi virus corona penyebab Covid-19.
Foto: Shopify
Obat (ilustrasi) . Peneliti mengidentifikasi, ada 21 obat yang bisa menghentikan replikasi virus corona penyebab Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Para peneliti Sanford Burnham Prebys Medical Discovery Institute, Amerika Serikat mengidentifikasi 21 obat yang bisa menghentikan replikasi virus corona dalam uji laboratorium. Pengembangan penelitian ini berpotensi menemukan obat Covid-19.

Para peneliti optimistis ke-21 obat itu aman bagi perawatan pasien Covid-19. Obat-obat tersebut sementara ini mengandung molekul yang bisa menyetop replikasi virus corona. Disebutkan bahwa empat kandungan obat bisa dikombinasikan dengan remdesivir yang sudah digunakan merawat pasien Covid-19.

Baca Juga

"Remdesivir terbukti sukses mempercepat waktu pemulihan pasien Covid-19, tapi obat tidak berefek sama pada semua orang. Jadi ini belum cukup bagus," kaga Direktur Imunitas dan Patogen Sanford Burnham Prebys, Sumit Chanda dilansir Times Now News, dikutip Rabu (29/7).

Hasil penelitian Chanda dan rekan peneliti lainnya sudah dipublikasikan dalam salah satu jurnal. Chanda menekankan masih ada pekerjaan menemukan obat yang efektif, terjangkau, dan siap pakai untuk mendukung penggunaan remdesivir.

"Masih mendesaknya untuk menemukan obat yang terjangkau, efektif, dan tersedia yang dapat melengkapi penggunaan remdesivir, serta obat yang dapat diberikan secara profilaksis atau pada tanda pertama infeksi pada pasien rawat jalan," tutur Chanda.

Dalam studi itu, peneliti melakukan tes lengkap sekaligus divalidasi, termasuk evaluasi obat pada sistem paru manusia yang dinfeksi Covid-19. Dari 21 obat, ada 13 obat yang sebelumnya sudah masuk uji coba klinis melawan Covid-19.

Peneliti menyebut sudah ada dua obat yang disetujui oleh otoritas obat Amerika (FDA), yaitu astemizole (alergi) dan clofazamine (leprosi).

"Studi ini secara signifikan meluaskan kemungkinan pengobatan pasien Covid-19, khususnya karena banyak molekul aman bagi manusia," ujar Chanda.

"Laporan ini menyediakan persenjataan obat yang lebih mungkin mengalahkan pandemi global Covid-19 bagi komunitas ilmiah," lanjut Chanda.

Hingga saat ini, peneliti melanjutkan uji coba ke-21 obat tersebut pada hewan. Peneliti ingin mengetes efek obat pada paru hewan. Jika studi ini disetujui, tim peneliti akan mendekati FDA agar menyetujui uji klinis obat pada pasien Covid-19.

"Dari analisis terbaru, ditemukan clofazimine, hanfangchin A, apilimod, dan ONO 5334 menghadirkan opsi mendekati perawatan pasien Covid-19 secara efektif," ungkap Chanda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement