REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah ilmuwan Hungaria secara tidak sengaja menciptakan ratusan ikan hibrida dari dua spesies ikan yang hampir punah. Ikan yang dinamakan 'sturddlefish' itu hasil persilagan antara Sturgeon Rusia dan Paddlefish Amerika.
Penemuan tak sengaja itu diumumkan dalam Jurnal Gen pada Mei 2020. Kejadian bermula ketika mereka hendak mengembangbiakkan Sturgeon. Cara yang dipakai adalah gynogenesis (sejenis reproduksi aseksual) dengan menggunakan sperma Paddlefish 'hanya' untuk memicu perkembangan sel telur Sturgeon. Tapi ternyata sperma menyatu dengan inti sel telur sehingga lahirlah ikan hibrida tersebut.
Dilansir Livescience, Selasa (21/7), terdapat ratusan ikan hibrida yang menetas ketika itu. Kini hanya tersisa 100 hibrida yang bertahan.
Para ilmuwan pun tak akan memperbanyak ikan hibrida tersebut. Sebab, hibrida akan menyaingi Sturgeon asli di alam liar sehingga memperburuk peluang bertahan hidup Sturgeon.
"Kami tidak pernah ingin bermain-main dengan hibridisasi. Itu benar-benar tidak disengaja," kata Attila Mozsár, seorang peneliti senior di Institut Penelitian untuk Perikanan dan Budidaya Perairan di Hungaria, kepada The New York Times.
Hibrida sturddlefish itu berhidung panjang dan bersirip runcing. Hidung panjang adalah ciri utama paddlefish Amerika, sedangkan siri runcing adalah ciri utama Sturgeon Rusia.
Sturgeon Rusia (Acipenser gueldenstaedtii) adalah spesies ikan yang sangat terancam punah. Ikan ini memiliki nilai ekonomi tinggi karena merupakan sumber kaviar. Ikan yang hidup dengan diet moluska dan krustasea ini dapat tumbuh hingga lebih dari 2,1 meter (m).
Paddlefish Amerika (Polyodon spathula) adalah jenis ikan yang biasa hidup di drainase Sungai Mississippi. Ukurannya juga besar, bisa mencapai panjang 2,5 m.
Sama halnya dengan Sturgeon, tingkat pertumbuhan dan perkembangan Paddlefish yang lambat menempatkan mereka pada risiko penangkapan berlebihan. Paddlefish juga telah kehilangan habitatnya di drainase Mississippi, menurut Museum Zoologi Universitas Michigan.
Kedua spesies tersebut, kata Times, memiliki nenek moyang yang sama 184 juta tahun yang lalu. Evolusi selama ratusan juta tahun ternyata tak membuat mereka terlalu berbeda, terbukti dengan terjadinya pembuahan ikan hibrida.
"Ikan-ikan fosil yang hidup ini memiliki tingkat evolusi yang sangat lambat, jadi apa yang tampaknya lama bagi kita tidak cukup lama bagi mereka," kata Solomon David, seorang ahli ekologi air di Nicholls State University di Louisiana.