Sabtu 04 Jul 2020 20:05 WIB

Lingkungan Berperan dalam Penanaman Karakter Anak

Penanaman karakter tak mudah maka sangat dibutuhkan sebuah komitmen atau kesepakatan

Rep: Ali Mansur/ Red: Gita Amanda
Lingkungan berperan penting dalam pembentukan karakter anak. Foto ilustrasi.
Foto: Republika/Prayogi
Lingkungan berperan penting dalam pembentukan karakter anak. Foto ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi Pendidikan dari Lembaga Pendidikan Daarul Jannah, Kabupaten Bogor, Vera Rina Dewi berpendapat bahwa dalam penanaman karakter anak tidak hanya bisa dibebankan kepada satu pihak. Tapi semua unsur atau lingkungan di mana anak bermain dan belajar juga terlibat.

"Penanaman karakter anak itu tidak bisa dikasih atau dibebankan hanya kepada satu pihak saja misalkan orang tua. Tetapi memang harus melibatkan semua unsur yang ada disekitar kita seperti masyarakat, samping-samping sekolah bahkan pemerintah juga berperan," ujar Vera dalam bincang-bincang tokoh yang digagas Klinik Pendidikan MIPA (KPM), Sabtu (4/7).

Lanjut Vera, karena penanaman karakter tidak mudah maka sangat dibutuhkan sebuah komitmen atau kesepakatan bersama. Maka dengan demikian, antara orang tua, keluarga di rumah, guru di sekolah dan juga masyarakat harus satu visi dan misi dalam menanamkan dan juga memperkuat karakter.

"Contohnya kalau di orang tua boleh buang sampah tetapi di masyarakat tidak, itu kan tidak sinkron. Jadi memang harus satu visi dan misi dari pemerintah, dari lingkungan, dari masyarakat juga dari orang tua dirumah itu semua unsur yang tidak bisa lepas," terang Vera.

Maka dengan demikian, proses penanaman atau penguatan karakter anak dimulai rumah. Mengingat anak akan selalu melihat atau mempelajari baik dari bapaknya, ibunya, juga kakek, neneknya, mulai dari cuci tangan sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya. Maka tidak baik jika di sekolah diharuskan cuci tangan sebelum makan, sedangkan di rumah orang tua tidak menegor kalau anak tidak mencuci tangannya.

"Di dalam kondisi masyarakat kita yang memiliki banyak budayanya, dari Jawa Sunda Batak dan lainnya tapi kalau semuanya juga bisa satu pemikiran sebenarnya tidak terlalu membutuhkan proses panjang," terang Vera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement