Jumat 26 Jun 2020 16:55 WIB

Ilmuwan Duga Telah Deteksi Cahaya dalam Lubang Hitam

Jika terkonfirmasi, ini akan menjadi temuan pertama lubang hitam menghasilkan cahaya.

Rep: Rizkyan adiyudha/ Red: Dwi Murdaningsih
Lubang Hitam.
Lubang Hitam.

REPUBLIKA.CO.ID,  NEW YORK -- Para astronom baru-baru ini mendeteksi keberadaan cahaya di dalam lubang hitam alias blackhole. Hal tersebut terlihat melalui interferometer Virgo dan Laser Interferometer Gravatorational-wave Observatory (LIGO) dari National Science Foundation.

Seperti diwartakan Gizmondo, LIGO mendeteksi sebuah tanda gelombang gravitasi yang konsisten yang bergabung dengan lubang hitam. Peristiwa yang disebut S190521g pada awalnya tampak tidak menghasilkan cahaya apapun.

Baca Juga

Namun tinjauan secara terpisah terhadap data yang dikumpulkan di sebuah observatorium Zwicky Transient Facility (ZTF) Universitas Caltech menemukan bukti bahwa cahaya itu berasal dari fenomena S190521g. Jika terkonfirmasi maka hal tersebut akan menjadi temuan pertama dalam dunia astronomi mengingat sifat lubang hitam yang diketahui menyerap cahaya.

Peristiwa S190521g terjadi di dekat supermasif lubang hitam di pusat galaksi Bimasakti. Lubang hitam ini dikelilingi oleh piringan raksasa yang diisi dengan segala macam zat mulai dari gas, debu, asteroid, bintang, bintang neutron hingga lubang hitam kecil.

Bintang-bintang neutron yang bertabrakan atau sisa-sisa bintang yang meledak menghasilkan semua jenis spektrum emisi termasuk inframerah, ultraviolet, cahaya, sinar-x, sinar gamma dan gelombang radio. Di sisi lain, peleburan dengan lubang hitam memancarkan radiasi dapat dideteksi dalam bentuk gelombang gravitasi yang merupakan riak dalam ruang waktu itu sendiri.

"Benda-benda ini berkerumun seperti lebah marah di sekitar lebah ratu mengerikan di tengah. Mereka secara singkat dapat menemukan tarikan gravitasi," jelas seorang astronom dari Universitas New York (CUNY) KE Saavik Ford.

Astronom mengatakan, menggabungkan lubang hitam hingga menghasilkan cahaya menandakan ada sesuatu yang luar biasa telah terjadi. Sementara, penelitian terhadap temuan cahaya itu dipimpin oleh astronom Matthew Graham dari Caltech.

Dia mengatakan, dalam kasus S190521g, lubang hitam yang baru bergabung kemudian meluncur dalam peristiwa astrofisika yang dikenal sebagai 'tendangan'. Peristiwa itu lantas menyebabkan lubang hitam meluncur dengan kecepatan tinggi melalui cakram hingga memicu reaksi dengan gas di sekitarnya yang menghasilkan cahaya api yang sangat terang dan berumur panjang.

Dia menjelaskan, lubang hitam supermasif ini berkobar selama bertahun-tahun sebelum suar baru muncul. Suar terjadi pada skala waktu dan di lokasi yang tepat untuk bertepatan dengan peristiwa gelombang-gravitasi.

"Dalam penelitian, kami menyimpulkan bahwa suar tersebut kemungkinan merupakan hasil merger lubang hitam, tetapi kami tidak dapat sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan lain," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement