REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) telah mengajukan rencana eksplorasi ke salah satu bulan di Neptunus, Triton. NASA akan mencari tahu apakah bulan ini memiliki lautan di bawah permukaan yang berpotensi layak huni. Misi ini diberi nama Trident.
Seperti diwartakan Syfy, Kamis (25/6) NASA akan menjelajahi wilayah yang sebelumnya belum pernah dipetakan. Mereka juga akan menyelidiki apa yang terjadi dengan hawa dingin yang disemburkan bulan tersebut ke ruang angkasa.
"Triton selalu menjadi salah satu badan paling menarik dan menarik di tata surya," kata peneliti utama Trident, Louise Prockter.
Direktur Lunar dan Planetary Association Universitas Space Research Association di Houston ini mengaku selalu menyukai gambar dari Voyager 2, yang merupakan pesawat ruang angkasa yang pernah terbang dekat dengan Triton. Dia mengatakan, gambar dan pandangan yang dihasilkan dari kapal ruang angkasa itu sangat menggoda serta aneh sehingga tidak ada yang mengerti.
Bulan aneh Neptunus dianggap sebagai objek sabuk Kuiper yang tertarik oleh gravitasi planet jutaan tahun yang lalu. Jika benar-benar memiliki lautan di bawah permukaan maka samudera itu diperkirakan terbentuk setelah Triton mulai mengorbit Neptunus.
Dia mengatakan, Triton diperkirakan memiliki bola es ketika Neptunus menariknya. Lanjutnya, sebuah satelit memiliki periode orbit pendek di sekitar objek dengan massa yang jauh lebih besar sehingga menciptakan sejumlah besar gesekan yang menghasilkan panas di dalam satelit.
Ilmuwan NASA berspekulasi bahwa bulu-bulu Triton adalah hasil dari konveksi atau proses panas cairan yang kurang padat lebih dalam di dalam bulan yang naik ke atas cairan yang lebih dingin dan lebih padat, mengalir melalui kerak esnya.
NASA berpendapat, Triton mungkin layak huni jika cairan itu adalah air, setidaknya menurut standar kehidupan. Meski demikian, sebagian besar area permukaan Triton masih belum dijelajahi.
NASA mengatakan, hanya 40 persen permukaan Triton telah diamati. Artinya, masih ada 60 persen permukaan bulan tersebut yang masih belum diketahui.
Pesawat ruang angkasa konseptual dalam ekspedisi itu akan dilengkapi dengan probe guna menjelaskan apakah ada lautan di permukaan bawah di Triton. Hal itu akan dilakukan dengan menentukan apakah medan magnet bulan terganggu oleh arus listrik yang akan dihasilkan oleh lautan seperti itu.
Kamera pesawat ruang angkasa itu akan memotret permukaan Triton dan instrumen lain akan mendapat gambaran tentang atmosfer. Tim Trident khususnya tertarik pada ionosfer hiperaktif Triton, bagian atmosfernya yang penuh dengan partikel bermuatan.
"Triton aneh, tetapi relevan juga aneh, karena ilmu yang bisa kita lakukan di sana," kata ilmuwan proyek Trident, Karl Mitchell.
Sementara, NASA akan memilih hingga dua misi untuk bergerak maju pada musim panas mendatang. Jika Trident adalah salah satunya maka misi itu akan diluncurkan pada Oktober 2025 nanti.
Hal itu untuk memanfaatkan Jupiter yang sejajar dengan Bumi sehingga gravitasi gas raksasa yang sangat kuat itu akan menjepretnya ke penjuru tata surya. Kesempatan itu hanya muncul sekali setiap 13 tahun.