Senin 22 Jun 2020 12:52 WIB

Work From Home dan Full Remote Work, Apa Bedanya?

Ada perbedaan antara WFH dan full remote work meski sama sama tidak ke kantor.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Warna pastel bisa memberikan efek psikologis baik saat harus bekerja di rumah (Foto: ilustrasi, Work from Home)
Foto: Wallpapaer Flare
Warna pastel bisa memberikan efek psikologis baik saat harus bekerja di rumah (Foto: ilustrasi, Work from Home)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Work from home (WFH) memiliki perbedaan mendasar dengan full remote work meski sama-sama tidak bekerja dari kantor. CEO Campaign.com William Gondoku sumo menjelaskan, dari aspek pola pikir, pekerja yang WFH lebih berorientasi pada membawa budaya kerja kantor dari luring menjadi daring.

Sementara, untuk full remote work, pola pikirnya sudah lebih berorientasi pada bekerja secara daring. "Pekerja full remote work memiliki pola pikir semua pekerjaan dilakukan secara online serta tidak terbatas ruang dan waktu," ujarnya.

Baca Juga

Kedua, dari aspek komunikasi. WFH akan lebih mengutamakan komunikasi lisan, sedangkan full remote work lebih mengutamakan komunikasi tertulis.

Dari aspek pelaksanaan meeting, pertemuan dalam konsep WFH biasa dilakukan secara lisan atau video call dengan durasi lebih panjang. Durasi panjang tersebut biasanya lebih banyak dihabiskan untuk update dibandingkan diskusi.

Untuk full remote work, perte muan biasanya akan dilakukan secara tertulis menggunakan Slack atau Google Docs. "Semua informasi su dah ada di dalam, kita tidak usah ingat kapan kita bicara apa, disku sinya sampai mana," kata William.

HR expert dan podcaster askHRiah, Monica Anggar, mengungkapkan, tidak semua industri bisa menerapkan full remote work. "Balik lagi culture dari si perusahaan itu sendiri bagaimana. Tapi, dengan keadaan work from home sudah diberlakukan dari tiga bukan yang lalu, perusahaan sudah belajar. Berarti sudah bisa nih kerja di rumah," kata Monica.

Lalu, apa yang harus disiapkan sebelum memberlakukan full remote work bagi pekerja? Dari segi komunikasi, Monica mengungkapkan, memang sudah pasti lebih baik bertemu langsung. Tetapi, panggilan video setidaknya bisa mengatasi kendala tersebut.

Selanjutnya, ia memberi saran terkait pekerja yang menjalani WFH ataupun full remote work. Bercerita pada atasan di kala ada perasaan capai dan bosan, menurut Monica, adalah hal yang wajar. "Kalau ada timnya yang mulai kelihatan agak lumayan lemas, mulai susah dihubungi, coba touch secara personal," ia mengingatkan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement