Selasa 16 Jun 2020 20:27 WIB

Singapura Uji Vaksin Covid-19 pada Manusia

Vaksin Covid-19 yang diuji coba Singapura dikembangkan oleh Arcturus Therapeutics.

Uji coba vaksin Covid-19 pada manusia (Ilustrasi). Vaksin yang dikembangkan Arcturus Therapeutics sedang dievalusi oleh Sekolah Kedokteran Duke-NUS Singapura.
Foto: AP Photo/Rogelio V Solis
Uji coba vaksin Covid-19 pada manusia (Ilustrasi). Vaksin yang dikembangkan Arcturus Therapeutics sedang dievalusi oleh Sekolah Kedokteran Duke-NUS Singapura.

REPUBLIKA.CO.ID, Ilmuwan Singapura yang menguji vaksin Covid-19 dari perusahaan Amerika Serikat Arcturus Therapeutics berencana melakukan uji coba pada manusia pada Agustus mendatang. Kandidat vaksin tersebut tampak menunjukkan respons awal yang menjanjikan pada tikus.

Lebih dari 100 vaksin di seluruh dunia sedang dikembangkan, termasuk beberapa yang sudah dalam uji coba manusia, seperti dari Astra Zeneca dan Pfizer. Vaksin yang dikembangkan Arcturus Therapeutics sedang dievalusi oleh Sekolah Kedokteran Duke-NUS Singapura yang bekerja dengan teknologi Messenger RNA (mRNA) yang relatif belum teruji, yang memerintahkan sel manusia untuk membuat protein virus corona spesifik yang menghasilkan respons imun.

Baca Juga

"Faktanya bahwa (vaksin) itu meningkatkan dan memicu respon imun yang sangat seimbang, baik dalam hal antibodi maupun sel pembunuh, sambutan yang baik," kata Ooi Eng Eong, wakil direktur program penyakit menular darurat sekolah tersebut, kepada Reuters, Selasa.

Menurut Ooi, antibodi menempel pada virus dan mencegahnya menginfeksi sel, saat sel pembunuh, kekuatan lainnya dari sistem imun, mengenali sel yang terinfeksi dan menghancurkannya. Prosedur mRNA belum disetujui untuk obat apa pun sehingga pendukungnya, yang juga mencakup perusahaan bioteknologi AS Moderna, menjejaki wilayah yang belum dipetakan.

Oleh sebab itu, menurut Ooi, riset lebih lama diperlukan untuk memastikan keamanannya.

"Hal yang paling optimistik adalah sekitar bulan ini tahun depan, kita akan memiliki sebuah vaksin," kata Ooi.

Ooi juga sedang mengerjakan pengobatan antibodi monoklonal untuk Covid-19 dan akan mulai di uji keamanannya pada orang yang sehat pekan ini, sebelum dilakukan uji coba pada pasien Covid-19 dalam beberapa bulan mendatang. Menurut Ooi, potensi penyebaran pengobatan tersebut dapat lebih cepat dibanding vaksin, tanpa memberikan waktu pastinya.

Antibodi dihasilkan dalam tubuh untuk melawan infeksi. Antibodi monoklonal meniru antibodi alami dan dapat diisolasi dan diproduksi dalam jumlah besar untuk mengobati penyakit.

Singapura menjadi salah satu negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di Asia, dengan lebih dari 40 ribu kasus, yang kebanyakan ditimbulkan oleh wabah massal di wilayah pekerja migran. Sejauh ini, virus corona telah menginfeksi lebih dari delapan juta orang dan menewaskan 430 ribu orang secara global.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement