Jumat 12 Jun 2020 19:28 WIB

Melihat Misi Pertama Uni Emirat Arab ke Mars

Misi Uni Emirat Arab ke Mars untuk menginspirasi kaum muda Kawasan Teluk.

Mars
Mars

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Emirat Arab (UEA) akan meluncurkan misi ruang angkasa pertama ke Mars. Misi Uni Emirat Arab dilengkapi dengan pesawat penjelajah untuk mempelajari atmosfer planet merah dirancang untuk menginspirasi kaum muda di kawasan Teluk dan terobosan ilmiah.

Pesawat luar angkasa tak berawak Al Amal yang artinya adalah 'harapan' akan diluncurkan dari pusat ruang angkasa Jepang pada  tanggal 15 Juli. Proyek akbar itu kini memasuki tahap persiapan akhir.

Baca Juga

UEA mengirim astronot pertamanya ke luar angkasa tahun lalu. UEA juga berencana untuk membangun "Kota Sains" untuk mereplikasi kondisi di Mars. Mereka berharap untuk membangun pemukiman manusia pada tahun 2117.

Omran Sharaf, manajer proyek misi mengatakan, terlepas dari tujuan ilmiah yang ambisius, misi itu dirancang untuk mengingatkan kembali ke zaman keemasan pencapaian budaya dan ilmu pengetahuan di kawasan Arab.

"UEA ingin mengirim pesan kuat kepada para pemuda Arab dan untuk mengingatkan mereka tentang masa lalu, bahwa kita dulunya adalah generator ilmu pengetahuan," katanya kepada AFP.

Dampak ilmiah

Sarah al-Amiri, wakil manajer proyek misi itu, mengatakan sangat penting bahwa proyek tersebut memiliki dampak ilmiah jangka panjang. "Ini bukan misi yang berumur pendek, melainkan misi yang berkelanjutan selama bertahun-tahun dan menghasilkan temuan ilmiah yang berharga – baik yang dilakukan oleh para peneliti di UEA atau secara global," katanya kepada AFP.

Dia mengatakan bahwa misi ini akan memberikan gambaran yang komprehensif tentang dinamika cuaca di atmosfer Mars dengan menggunakan tiga instrumen ilmiah. Yang pertama adalah penggunaan spektrometer inframerah untuk mengukur atmosfer dekat permukaan planet merah itu dan menganalisis struktur suhunya.

Kedua, memanfaatkan pembuat citra resolusi tinggi yang akan memberikan informasi tentang ozon. Ketiga, penggunaan spektrometer ultraviolet untuk mengukur kadar oksigen dan hidrogen dari jarak hingga 43.000 kilometer dari permukaan.

Tiga alat ini akan memungkinkan para peneliti untuk mengamati Planet Merah "setiap saat dan sepanjang hari dan mengamati semua yang terjadi di Mars dalam waktu-waktu waktu yang berbeda."

Harapan akan kelancaran misi 

Sharaf mengatakan bahwa peluncuran proyek bergengsi ini akan dilaksanakan beberapa minggu ke depan dari Tanegashima Space Center Jepang. Misi akan kembali ke Bumi pada bulan Februari 2021, tergantung pada banyaknya variabel, termasuk cuaca.

"Jika kita kehilangan peluang peluncuran, yaitu antara pertengahan Juli dan awal Agustus, maka kita harus menunggu dua tahun lagi," kata Sharaf.

Mereka menaruh harapan  besar bahwa misi akan berlangsung sesuai jadwal, dan tidak akan terganggu oleh pandemi corona. Sebagai penanda baru hubungan yang selama ini panas antara Israel dan negara-negara Teluk, Israel berharap UEA berhasil dengan misi luar angkasanya.

"Kami berharap langkah ini akan berkontribusi pada kerja sama yang lebih dalam antara semua negara di kawasan ini," tulis akun Twitter kementerian luar negeri Israel dalam bahasa Arab.

 

sumber: https://www.dw.com/id/misi-pertama-uni-emirat-arab-ke-mars-bertujuan-menginsiprasi-kaum-muda-di-kawasan-teluk/a-53786190

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement