REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arkeolog berhasil menemukan patung burung berusia 13.500 tahun di situs penggalian Lingjing, China. Patung kecil dari tulang itu disimpulkan sebagai karya seni tiga dimensi tertua, yang sudah ditemukan, di Asia Timur.
"Di Asia Timur dan Afrika, ada kesan bahwa representasi 3D adalah inovasi budaya yang muncul sangat terlambat. Patung kecil di China ini menunjukkan karya yang berakar dari Paleolitik (zaman batu tua)," kata Francesco d'Errico, seorang arkeolog di University of Bordeaux di Prancis, Rabu (10/6).
Penemuan patung burung yang digambarkan arkeolog sebagai burung penyanyi itu dipublikasikan di jurnal PLOS One pada Rabu. Usia patung itu ditentukan dengan melihat sisa-sisa hewan yang terbakar di dekatnya.
Para arkeolog berpendapat bahwa patung burung itu adalah penemuan yang benar-benar unik. "Yang lebih mengejutkan adalah ukuran ukiran yang sangat kecil, adanya alas dalam seni Paleolitik," kata d'Errico.
Penemuan seni kuno ini dapat membantu para ilmuwan untuk lebih memahami evolusi masyarakat purba. Sebab, kata d'Errico, tak semua budaya manusia mengembangkan perwujudan dalam bentuk tiga dimensi.
"Ini tidak membuat mereka lebih pintar dari yang lain, tetapi tentu saja mencerminkan kebutuhan untuk mewujudkan simbol dengan cara yang berbeda," katanya.