Rabu 10 Jun 2020 14:50 WIB

Uni Emirat Arab Bersiap Luncurkan Misi ke Mars

Misi yang diberi nama Amal akan diluncurkan 14 Juli.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Mars
Foto: NASA
Mars

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Uni Emirat Arab (UEA) sedang bersiap untuk melakukan misi luar angkasa pertama ke Mars. Diharapkan misi mencapai Planet Merah ini dapat dilakukan pada Februari 2021.

Misi yang diberi nama Amal atau berarti harapan dalam bahasa rencananya diluncurkan pada 14 Juli mendatang. Setelah melakukan perjalanan 308 juta mil ke Mars, misi akan mengorbit planet ini selama satu tahun di planet tersebut atau sama dengan 687 hari di Bumi.

Di sana, pengumpulan data tentang iklim dan atmosfer Mars dilakukan. Diperkirakan setiap orbit yang dilakukan akan memakan waktu sekitar 55 jam.

"Misi ini bukan hanya tentang UEA, tentang kawasan ini tentang masalah Arab secara menyeluruh," ujar Omran Sharaf, manajer proyek misi di Pusat Antariksa Mohammed Bin Rashid Space (MBRSC), seperti dilansir Inews, Rabu (10/6).

Proyek didanai oleh Badan Antariksa UEA dan beerjasama dngan  Universitas Colorado, Berkeley, dan Arizona di Amerika Serikat (AS). Berbicara melalui webinar mengenai misi negara Timur Tengah ini, Menteri Ilmu Pengetahuan Sarah Al-Amiri menjelaskan mengapa ini sangat penting.

"Mars memberi kami tantangan yang diperlukan untuk mengembangkan bakat di  di bidang teknik dengan ketat, ini memberi kami keinginan untuk mengambil risiko dan mampu menghindari risiko dan mendorong maju dengan misi untuk pengembangan,"  jelas Al-Amiri.

UEA berharap misi luar angkasa terbaru yang diluncurkan ini akan membantu mengembangkan bakat dan menciptakan peluang bagi para ilmuwan, insinyur, dan peneliti yang bekerja dalam ilmu alam. Studi kakan dilakukan dari, Tanegashima, salah satu pulau di Jepang dan ditenagai oleh roket negara Asia Timur itu.

Roket memiliki tiga jenis sensor di papan, yaitu kamera untuk mengukur debu dan ozon planet. Selain itu ada spektrometer inframerah untuk mengukur atmosfer dan spektrometer ultraviolet untuk mengukur tingkat oksigen dan hidrogen.

Meskipun UEA telah mengirim satelit ke orbit sebelumnya dan memiliki astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional, misi Mars kali ini akan menjadi salah satu yang terbesar. Kedatangan ke orbit planet tersebut juga dijadwalkan bertapatan dengan peringatan negara itu berdiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement