REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan berharap uji coba pengobatan ekperimental Covid-19 oleh Celltrion Inc dimulai di Eropa bulan depan. Korea Selatan berencana mengamankan pasokan obat tersebut hingga paruh pertama tahun depan, menurut pejabat kesehatan senior, Selasa.
Produsen obat di seluruh dunia sedang berlomba mengembangkan pengobatan untuk penyakit seperti flu yang disebabkan oleh virus corona jenis baru, yang telah menelan lebih dari 374 ribu korban jiwa secara global sejak pertama kali muncul di China akhir tahun lalu. Pihak Celltrion pada Senin mengatakan bahwa pengobatan antibodi eksperimental Covid-19 yang mereka kembangkan menunjukkan penurunan viral load penyakit tersebut hingga 100 kali lipat pada uji coba hewan.
Celltrion berencana memulai uji coba pada manusia pada akhir Juli. Namun, akan sulit untuk melakukan uji coba di dalam negeri karena sedikitnya jumlah kasus baru.
"Kami memahami diskusi dengan negara Eropa untuk uji coba tersebut sedang berlangsung," kata wakil direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), Kwon Jun-wook, melalui konferensi harian.
Menurut Kwon, proses tersebut akan membuka jalan bagi Korea Selatan untuk mengamankan pasokan obat hingga paruh pertama tahun depan. Saat ini, tidak ada pengobatan untuk Covid-19 dan uji coba pada manusia dari sejumlah obat antivirus yang ada belum menunjukkan kemanjuran secara penuh.
Eli Lilly and Co pada Senin mengatakan bahwa pihaknya memulai uji coba tahap awal untuk menguji obat potensial Covid-19, studi pertama di dunia tentang pengobatan antibodi untuk melawan Covid-19. Produsen obat AS, Gilead Science Inc, juga telah melaporkan hasil uji coba awal yang menjanjikan dari obat buatannya remdesivir, mendorong persetujuan darurat di Amerika Serikat dan Jepang. Korea Selatan pekan lalu juga mengatakan pihaknya akan mengajukan impor remdersivir.