Kamis 21 May 2020 11:07 WIB

Minim, Perempuan Peneliti Berkarier di Dunia Iptek

Kaum perempuan perlu didorong untuk menjadi peneliti dan berkarier di dunia Iptek

Seorang perempuan tengah memeriksa sampel darah di sebuah laboratorium (ilustrasi)
Foto: antara
Seorang perempuan tengah memeriksa sampel darah di sebuah laboratorium (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kaum perempuan diharapkan  lebih banyak lagi terjun   sebagai peneliti untuk berkarier di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) bidang Penelitian Fundamental, Prof Herawati Sudoyo, mengatakan, dari sudut jumlah, perempuan peneliti berkurang dibanding pada waktu mereka masih menjadi mahasiswa. Kondisi seperti ini bukan  hanya terjadi di Indonesia, tapi juga masalah dunia. “Tapi, apa yang bisa kita belajar dari dunia itu dan bagaimana kita dapat menggerakkan maupun mendukung para perempuan peneliti adalah dengan memberi mereka kesempatan untuk mendukung kariernya," kata Hera di Jakarta.

Hera menuturkan, banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendukung perempuan peneliti berkarier, di antaranya dengan memberikan dana penelitian khusus untuk perempuan peneliti."Hibah dana penelitian sangat membantu bagi mereka yang baru memulai karier dan untuk melanjutkan kariernya, mendapatkan kolaborasi-kolaborasi dari lembaga di dunia," ujarnya.

Disebutkan, perempuan menjalani fungsi ganda, bahkan lebih di dalam keluarga, pekerjaan, lingkungan, dan masyarakat. Saat menjalani berbagai peranan di pekerjaan dan mempertahankan kariernya, perempuan tetap membesarkan anak-anaknya dan mengurus rumah tangga.

Dengan menjalani berbagai tanggung jawab tersebut, perempuan peneliti perlu didukung untuk mampu menunjang kariernya. "Apakah itu pemerintah atau berbagai aturan yang bisa memberikan dukungan kepada perempuan peneliti untuk dapat terus melanjutkan karier tanpa harus mengurangi kegiatannya," ujarnya.

Di lingkungan kerja, harus dipastikan perempuan dapat mengakses fasilitas perawatan bayi, ruang menyusui dan sebagainya, sehingga perempuan peneliti dapat tetap dengan baik merawat anaknya sekaligus meningkatkan kariernya."Kalau kita lihat jarang sekali perempuan peneliti yang menjabat sebagai pemimpin dari sudut kelembagaannya," tuturnya.

Sumber: antara

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement