Selasa 19 May 2020 03:34 WIB

Aktivitas Matahari Lemah Apakah Picu Bencana? Ini Kata Lapan

Ilmuwan NASA menyebut periode solar minimum matahari seperti lockdown.

Rep: Febryan A/ Red: Dwi Murdaningsih
Matahari
Matahari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ilmuwan melaporkan, saat ini matahari sedang dalam periode solar minimum. Aktivitas di permukaan matahari menurun drastis.

Ilmuwan Badan Antariksa AS (NASA) menghawatirkan fenomena ini bisa menimbulkan bencana di Bumi seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Astronom Tony Phillips bahkan mengatakan kepada The Sun, Ahad (17/5) matahari sedang mengalami lockdown.

Baca Juga

Solar minimum dalam catatan sejarah mengarah ke sebuah bencana di Bumi pada tahun 1790 hingga 1830. Fenomena ini dinamai Dalton Minimum. Saat itu, terjadi penurunan suhu yang ekstrem, gagal panen, kelaparan dan letusan gunung berapi.

Bahkan The Sun mengaitkan letusan Gunung Tambora di Indonesia pada 10 April 1815 dengan Dalton Minimum. Letusan terbesar kedua dalam 2.000 tahun itu sedikitnya menewaskan 71.000 jiwa.

Lantas, apakah solar minum kali ini akan menimbulkan bencana? Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Prof Thomas Jamaluddin, menjelaskan, solar minimum adalah fase minimum matahari yang terjadi secara periodik tiap 11 tahunan.

"Itu siklus aktivitas matahari," katanya kepada Republika.co.id, Senin (18/5).

Kendati demikian, Thomas menegaskan bahwa fenomena solar minimum ini tidak berdampak secara signifikan pada kehidupan di Bumi. "Hampir tidak berdampak di bumi," ucapnya.

Sementara itu, Dean Pesnell dari Goddard Space Flight Center NASA, mengatakan, solar minimum akan menyebabkan risiko kesehatan bagi para astronaut yang bepergian melalui ruang angkasa. Sebab, medan magnet matahari melemah selama periode solar minimum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement