Selasa 05 May 2020 01:36 WIB

Invasi Lebah Raksasa Asia Jadi Kekhawatiran Baru di AS

Lebah raksasa Asia mulai muncul di AS pada Desember 2019.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Lebah raksasa Asia (Asian giant hornet) terpantau menjadi ancaman bagi sarang lebah madu.
Foto: Departemen Pertanian Washington
Lebah raksasa Asia (Asian giant hornet) terpantau menjadi ancaman bagi sarang lebah madu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Invasi lebah raksasa Asia (Asian giant hornets) menjadi kekhawatiran baru pada 2020 terbaru di Amerika Serikat. Di internet, istilah "lebah pembunuh" mulai tren pada akhir pekan.

Menurut Departemen Pertanian negara bagian Washington, Amerika Serikat, jejak pertama dari lebah raksasa Asia berukuran dua inci itu (Vespa mandarinia) telah diverifikasi di Amerika Serikat pada Desember 2019. Serangga ini umumnya tidak menargetkan orang atau hewan peliharaan, tetapi ia menjadi ancaman mematikan bagi sarang lebah madu.

Baca Juga

Departemen Pertanian itu melaporkan lebah raksasa dari spesies tersebut tampaknya memasuki "fase pembantaian" di mana mereka memenggal lebah madu dan menghancurkan seluruh sarangnya dalam rentang beberapa jam. Meskipun spesies itu pertama kali ditemukan berbulan-bulan yang lalu, istilah "lebah pembunuh" baru beredar di Twitter pada akhir pekan lalu, setelah New York Times melaporkan tentang upaya menghentikan spesies itu dari upaya memusnahkan lebah madu.

Ketika dunia bergolak dengan pergolakan kehidupan selama pandemi virus corona, internet lekat dengan fenomena "pembunuhan lebah" sebagai perkembangan aneh lainnya pada 2020.

“Pembunuhan lebah. Tentu saja, 2020. Beri kami segalanya. Hypno-frogs. Badai salju. Tsunami toilet. Sekuel kucing. Kita bisa menerimanya,” kata aktor dan komedian Patton Oswalt dalam kicauan di Twitter, Sabtu lalu.

Dilansir NBC News pada Senin (4/5), Departemen Pertanian Washington memperingatkan invasi bisa berdampak sangat buruk pada lingkungan dan kesehatan masyarakat. Spesies ini memiliki sengatan lebih lama dengan racun lebih banyak yang bisa menimbulkan bahaya bagi manusia, jika ia merasa terancam.

Dalam sebuah video di kanal Youtube Departemen Petanian, entomolog Chris Looney mengatakann lebah raksasa Asia dapat menyengat berulang kali. Otoritas sedang bekerja menemukan sarang dan menghancurkannya, sebelum mereka dapat bereproduksi.

Looney memperingatkan orang-orang agar tidak mencoba membunuh lebah sendiri dan menghindari sarangnya. Sebaliknya, publik didorong untuk melaporkan kemungkinan penampakan ke otoritas lokal.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement