Ahad 03 May 2020 16:39 WIB

Pemilik Akun di Tokopedia Disarankan Ganti Password

Pemilik akun di Tokopedia juga disarankan mengaktifkan one time password (OTP).

Tokopedia. Sebanyak 91 juta akun diobral lewat dark web (web gelap).
Foto: tokopedia.com
Tokopedia. Sebanyak 91 juta akun diobral lewat dark web (web gelap).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sebanyak 91 juta akun diobral lewat dark web (web gelap). Pakar keamanan siber dari CISSReC Doktor Pratama Persadha menyarankan pemilik akun di Tokopedia perlu ganti password (kata sandi) dan mengaktifkan one time password (OTP) atau kata sandi sekali pakai lewat SMS sehubungan dengan peretasan.

"Selanjutnya, mengganti semua password dari akun media sosial dan platform marketplace selain Tokopedia," kata Pratama Persadha melalui WhatsApp di Semarang, Ahad (3/5).

Baca Juga

Peretasan Tokopedia ini bisa menjalar ke akun media sosial dan platform lainnya bila menggunakan email dan password yang sama. Khusus admin akun media sosial pemerintah dan lembaga, menurut Pratama, harus cepat melakukan pengamanan akun sebagai langkah antisipasi.

Pratama yang juga Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSReC mengemukakan hal itu ketika merespons kasus peretasan terhadap Tokopedia. Hal ini sebagaimana cicitan akun Twitter @underthebreach. 

"Namun, jumlahnya tidak lagi 15 juta seperti diinfokan sebelumnya, bahkan diperkirakan 91 juta akun dan 7.000.000 akun merchant," kata Pratama.

Sebelumnya, pada 2019 Tokopedia menginfokan bahwa ada sekitar 91 juta akun aktif di platformnya. Artinya, hampir semua akun di Tokopedia diambil datanya oleh peretas.

photo
Dr Pratama Persadha, Chairman Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) - (istimewa)

Menurut Pratama, pelaku menjual data di dark web berupa user ID, email, nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor handphone, dan password yang masih ter-hash atau tersandi. "Semua dijual dengan harga 5.000 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp74 juta. Bahkan, ada 14.999.896 akun Tokopedia yang datanya saat ini bisa di-download," kata Pratama.

Kejadian seperti ini, lanjut dia, harus cepat direspons oleh pihak Tokopedia dan juga para penggunanya. Masalahnya, ancaman penipuan dan pengambilalihan akun bisa terjadi kapan saja.

Pratama menjelaskan bahwa peretas Whysodank pertama kali memublikasikan hasil peretasan di raid forum, Sabtu (2/5). Selanjutnya, peretas ShinyHunters mengunggah utas (thread) penjualan 91 juta akun Tokopedia di forum dark web bernama EmpireMarket.

Dari sinilah akun @underthebreach memublikasikan peretasan Tokopedia ke publik Twitter. "Memang data untuk password masih dienkripsi. Namun, tinggal menunggu waktu sampai ada pihak yang bisa membuka," kata pria kelahiran Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini.

Pratama lantas melanjutkan, "Itulah kenapa pelaku mau melakukan share gratis beberapa juta akun untuk membuat semacam sandiwara siapa yang berhasil membuka kode acak pada password."

Meski password masih dalam bentuk acak, menurut Pratama, data lain sudah plain alias terbuka. Artinya, semua peretas bisa memanfaatkan data tersebut untuk melakukan penipuan dan pengambilalihan akun-akun di internet. Misalnya, mengirimkan link phising maupun upaya social engineering lainnya.

Karena itu, pakar keamanan siber ini menekankan Tokopedia melakukan update dan informasi kepada seluruh penggunanya segera. Sebab, jika password sudah dibuka oleh pelaku, salah satu yang akan dilakukan adalah takeover (pengambilalihan) akun.

Pelaku lantas secara random akan mencoba melakukan takeover akun medsos dan marketplace lainnya karena ada kebiasaan penggunaan password yang sama untuk semua platform.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement