REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pasukan Pengawal Revolusi Iran (IRGC) pada Rabu (22/4) melaporkan bahwa pihaknya berhasil meluncurkan satelit militer perdana mereka ke orbit. Tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai teknologi yang digunakan, pihaknya menyebutkan bahwa pembawa satelit "Messenger" digunakan untuk meluncurkan satelit Noor (cahaya).
Peluncuran berlangsung pada saat hubungan Iran dan Amerika Serikat (AS) atas program nuklir dan rudal Teheran memanas. Peluncuran dilakukan beberapa bulan setelah jenderal besar Iran Qassem Soleimani terbunuh dalam serangan pesawat nirawak AS di Baghdad pada 3 Januari.
"Satelit militer perdana Iran, Noor, diluncurkan pagi ini dari Iran tengah dalam dua tahap. Peluncuran tersebut sukses dan satelit mencapai orbit, Noor kini mengorbit 425 km di atas permukaan bumi," menurut stasiun TV pemerintah, mengutip reuters, Rabu.
Sebelumnya, sebanyak 60 satelit internet Starlink akan diluncurkan pada Rabu (22/4). Perwakilan SpaceX telah mengumumkan hal tersebut pada Ahad (20/4).
Seperti catatan cuitan tersebut, SpaceX akan mencoba untuk mendaratkan tahap pertama roket Falcon 9 yang melambungkan satelit Starlink. Pendorong tersebut sudah memiliki pengalaman yang cukup banyak dan telah menerbangkan tiga misi luar angkasa hingga saat ini.