REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah studi menemukan bahwa pasien positif Covid-19 bisa menyebarkan virus corona tipe baru dua hingga tiga hari sebelum menunjukkan gejala awal. Hal itu menjadi kesimpulan sebuah studi permodelan yang menyebut bahwa langkah-langkah pengendalian yang diambil pasca-gejala mungkin kurang efektif dalam mengendalikan pandemi.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine tersebut mencatat beberapa faktor yang dapat memengaruhi efektivitas pengendalian penyebaran virus penyebab Covid-19, yakni SARS-CoV-2. Termasuk di dalamnya ialah urutan kasus dalam satu rantai penularan dan periode inkubasi antara pajanan terhadap infeksi dan munculnya gejala.
“Jika interval serial kasusnya lebih pendek dari periode inkubasi, maka ini menunjukkan bahwa penularan mungkin telah terjadi sebelum gejala awal,” kata salah satu peneliti, Eric Lau dari University of Hong Kong seperti dilansir Times Now News, Kamis (16/4).
Dalam studi tersebut, para ahli menilai pola sementara pelepasan virus pada 94 pasien positif Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Guangzhou Eighth People’s di China. Mereka menganalisis hasil tes usap tenggorokan yang dikumpulkan dari pasien, sejak gejala awal muncul sampai 32 hari kemudian.
Menurut penelitian, ada 414 swab yang dianalisis dan para ilmuwan menemukan bahwa pasien memiliki viral load tertinggi pada awal gejala. Viral load mencerminkan jumlah virus dalam darah.
Mereka juga memodelkan profil infeksi Covid-19 dari sampel yang berbeda pada 77 pasangan transmisi dari data yang tersedia dan dipublikasikan. Tiap pasangan terdiri dari dua pasien positif Covid-19 dengan hubungan epidemiologis yang jelas, dengan satu pasien kemungkinan besar telah menginfeksi yang lain.
Dari sini, para peneliti menyimpulkan bahwa infeksi dimulai dua hingga tiga hari sebelum gejala awal muncul dan memuncak pada 0,7 hari sebelum gejala. Menurut perkiraan mereka, 44 persen dari kasus sekunder terinfeksi selama tahap pra-gejala, sementara tingkat kemungkinan menularnya diperkirakan akan menurun dengan cepat dalam tujuh hari.
Menurut para peneliti, keterbatasan dalam penelitian termasuk pada ketergantungannya pada ingatan pasien mengenai awal munculnya gejala. Hal itu mungkin bisa menimbulkan bias. Bisa jadi, pasien terlambat menyadari gejala pertama.