Selasa 14 Apr 2020 16:05 WIB

Amazon Buka 75.000 Pekerjaan Baru

Karyawan baru tersebut akan berperan di bagian gudang Amazon.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nora Azizah
Karyawan baru tersebut akan berperan di bagian gudang Amazon (Foto: ilustrasi Amazon)
Foto: AP
Karyawan baru tersebut akan berperan di bagian gudang Amazon (Foto: ilustrasi Amazon)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Amazon membuka 75 ribu pekerjaan baru untuk para pekerja di Amerika Serikat (AS) yang kehilangan pekerjaan karena Covid-19. Perusahaan juga mengatakan akan mengurangi pembatasan sementara atas barang-barang tidak penting yang dijual di dalam platfromnya.

Amazon mengatakan bahwa karyawan baru tersebut akan berperan di gudang. Hal ini diharapkan Amazon dapat membantu pekerja di sektor-sektor seperti perhotelan, restoran, dan perjalanan yang terdampak covid 19.

Baca Juga

"Kami menyambut siapa pun yang kehilangan pekerjaan untuk bergabung dengan kami di Amazon sampai keadaan kembali normal dan perusahaan mereka dapat memperkerjakan mereka kembali," tulis Amazon dilansir di BBC, Selasa (14/4).

Amazon sebelumnya telah menghadapi protes dari staf gudang saat ini mengenai perlindungan yang memadai dari infeksi virus corona di gudang-gudangnya. Lebih dari 50 lokasi Amazon telah mengkonfirmasi kasus covid 19.

Pada bulan Maret, Amazon memecat seorang pekerja gudang New York yang mengorganisir protes atas dugaan kurangnya keamanan. Namun dalam posting blog, Amazon mengatakan telah melakukan perubahan pada kondisi kerja termasuk tes kesehatan yang ditingkatkan.

Sebelumnya, jutaan orang Amerika kehilangan pekerjaan karena lockdown. Saat ini, lebih dari 16 juta pengajuan klaim pengangguran.

Bulan lalu, Amazon menarik 100 ribu staf tambahan AS untuk mengisi pesanan online prioritas untuk makanan dan peralatan medis bagi para pelanggan yang sudah ada. Namun, raksasa ritel tersebut masih memiliki daftar tunggu untuk pelanggan baru.

Amazon mengatakan, saat ini memungkinkan lebih banyak barang non esensial dari penjual pihak ketiga. Jenis barang ini juga merupakan mayoritas penjualan di situsnya.

"Produk akan dibatasi dan kami akan terus memprioritaskan produk serta melindungi karyawan, sementara juga memastikan sebagian besar mitra penjualan dapat mengirimkan barang ke fasilitas kami," tulis Amazon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement