Selasa 14 Apr 2020 08:42 WIB

Screening Mandiri Melalui Aplikasi Recon

Aplikasi Recon merupakan platform besutan Kemendikbud untuk relawan Covid-19.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Nora Azizah
Kemendikbud meluncurkan aplikasi relawan Covid-19 (Foto: ilustrasi aplikasi)
Foto: VOA
Kemendikbud meluncurkan aplikasi relawan Covid-19 (Foto: ilustrasi aplikasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi meluncurkan program aplikasi daring Relawan Covid-19 Nasional (Recon) pada Senin (13/4). Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam menjelaskan, aplikasi daring Recon digunakan sebagai platform koordinasi dan manajemen relawan Covid-19.

Aplikasi daring ini juga dapat digunakan masyarakat untuk melakukan screening mandiri, konsultasi daring dan membantu pemantauan Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di masyarakat.

Baca Juga

"Aplikasi RECON ini berfungsi memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pendampingan secara daring kepada masyarakat dalam hal pencegahan dan penanganan Covid-19, yang dilakukan oleh para relawan mahasiswa kesehatan dan para dokter sebagai case manager (CM),"kata Nizam, dalam peluncuran Recon secara daring, Senin (13/4).

Saat ini masyarakat dapat mengakses dan menggunakan aplikasi Recon untuk screening mandiri melalui tautan relawan.kemdikbud.go.id. Nizam menjelaskan, Recon akan terus dikembangkan lebih lanjut oleh tim Teknologi Informasi dan Komunikasi Ditjen Pendidikan Tinggi dan akan diintegrasikan dengan aplikasi dari BNPB.

"Saat ini RECON juga sedang dalam proses integrasi dengan aplikasi dari BNPB, sehingga manfaatnya akan lebih dirasakan masyarakat secara luas," kata dia.

Sebelumnya, Ditjen Dikti sudah memobilisasi relawan mahasiswa kesehatan untuk bergotong royong hadapi pandemi Covid-19. Sudah ada 15.000 relawan yang siap membantu pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.

"Implementasi platform ini akan lebih banyak berada di Fakultas Kedokteran yang terhubung di dalam Asosiasi Pendidikan Kedokteran Indonesia, dan adik-adik mahasiswa yang terkoordinasi melalui Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia," kata Nizam.

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Ditjen Dikti Aris Junaidi mengatakan, 15 ribu relawan tersebut diperlukan monitoring dan evaluasi agar kegiatan tetap pada koridor yang telah ditentukan. Recon juga akan menjadi program daring untuk monitoring dan evaluasi kegiatan relawan yang dikelola di tingkat wilayah oleh Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI).

Selanjutnya, kata Aris, proses penugasan CM dan relawan dapat dilakukan oleh Korwil melalui RECON, dan dapat mulai dilakukan tele-KIE dan pendampingan kepada masyarakat sejak RECON diluncurkan. "Recon dapat diakses oleh Ditjen Dikti, AIPKI dan pengelola relawan di tingkat wilayah (Korwil dan CM)," kata Aris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement