REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Coronavirus Disease (Covid-19) yang melanda dunia, termasuk Indonesia, membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan Work From Home (WFH) atau bekerja di rumah. Bagi sebagian pengusaha, kondisi sekarang menjadi pukulan sekaligus tantangan.
Direktur Inkubator Bisnis The Greatur Hub Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), Dina Dellyana, membagikan tipsnya agar startup tetap tumbuh di era corona.
“Saya membaginya menjadi dua. Strategi ke dalam dan keluar perusahaan,” ujar Dina, Rabu (1/4).
Untuk strategi ke dalam perusahaan, kata dia, ada lima hal yang harus diperhatikan. Pertama, pastikan Kinerja dan Produktivitas WFH. Karena, tidak semua pekerjaan bisa dikerjakan di rumah. Untuk itu, pelaku startup baiknya mendesain ulang target baru dalam mingguan serta meredefinisi arti kata 'selesai'.
"Lalu kemudian, desain ulang cara melaporkan pekerjaan. Pilihlah bentuk laporan yang lebih efektif," katanya.
Kedua, kata dia, libatkan karyawan. Karena, karyawan merupakan aset. Agar perusahaan tumbuh positif, libatkanlah karyawan. Misalnya menjaga komunikasi dengan menanyakan kondisi kesehatan, kesehatan mental, dan lainnya. Lalu, komunikasi dengan karyawan mengenai skenario terburuk hingga terbaik di era Covid-19 ini.
Ketiga, kata dia, inovasi produk.Hal yang bisa dicoba adalah inovasi dengan membuat produk baru memanfaatkan sumber daya dan kemampuan yang ada untuk mendapatkan sumber pendapatan baru.
Misal dalam bidang food and beverage, membuat produk yang lebih tahan lama. Kemudian di bidang fesyen, bisa bergeser dengan membuat alat pelindung diri (APD) bagi staf medis.
Sedangkan untuk musik, kata dia, bisa membuat pertunjukan online dengan sistem berbayar ataupun gratis. Sedangkan di bidang digital dan aplikasi bisa membuat aplikasi sederhana yang mendukung situasi sekarang.
Keempat, kata dia, alihkan anggaran pemasaran. Saat ini, semua orang semakin dekat dengan gadgetnya. Untuk itu, alihkan anggaran pemasaran ke online. Namun pertahankan serendah mungkin iklan berbayar dan penggunaan influencer.
Kelima, kata dia, strategi Keuangan. “Definisikan kembali strategi keuangan. Perhatikan positif cash flownya. Margin ga usah terlalu besar, yang penting keluarkan itu produk,” kata Dina.
Selain itu, menurut Dina, pangkas biaya yang tidak penting. Jika suatu saat ada persoalan sehingga memengaruhi keuangan, yang harus berkorban adalah pemilik dan jajaran atas perusahaan.
“Jangan berpikir memotong gaji karyawan. Tapi setengah gaji bos-bosnya disumbangkan ke bawah,” katanya.
Sebab, kata dia, jika para karyawan ini tidak memiliki pekerjaan, akan memberi dampak lebih besar terhadap resesi ekonomi.