Kamis 26 Mar 2020 16:47 WIB

Sejak Corona, Lalu Lintas Internet di AS Naik 18 Persen

Layanan internet di AS sedang berjuang menghadapi lonjakan jumlah pengguna.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Layanan internet (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Layanan internet (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Layanan internet di Amerika Serikat (AS) sedang berjuang menghadapi lonjakan jumlah pengguna. Sejak 1 Januari hingga 22 Maret 2020, lalu lintas internet di Negeri Paman Sam tersebut naik 18 persen.

Kondisi itu belum pernah terjadi sebelumnya, di mana dari jutaan pengguna mengakses komputer dari rumah. Untungnya, layanan internet dibangun untuk mengakomodasi lonjakan aktivitas ini.

Salah satu pendiri dan CEO Cloudflare, Matthew Prince, mengatakan internet memang harus dapat menangani lonjakan berkelanjutan selama empat pekan, empat bulan, atau berapa lama pun itu. Menurut dia, internet bukan sesuatu yang usang.

"Ini tidak seperti Anda menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi untuk jangka waktu yang lama, kemungkinan besar mobil itu akan mati. Jaringan internet tidak seperti itu," kata Prince seperti dikutip dari Vox, beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data terbaru Cloudflare, lalu lintas internet terus meningkat. Sayangnya, infrastruktur internet di negara lain belum bisa diandalkan. Khususnya Italia, yang justru mengalami penurunan tajam pada kecepatan internet sejak pemerintah setempat memberlakukan lockdown. Kecepatan internet di Italia dan banyak negara Eropa lainnya masih kurang dari setengah standar di AS, sebagian karena infrastruktur yang sudah menua.

Situasi ini cukup mengkhawatirkan di Eropa sehingga Netflix benar-benar mengurangi lalu lintas di sana sebesar 25 persen. Saluran Youtube pun akan membatasi kualitas video demi membebaskan bandwidth untuk layanan lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement