Rabu 18 Mar 2020 01:29 WIB

Studi : Lego Dapat Bertahan di Lautan Selama 1.300 Tahun

Tim peneliti di Universitas Plymouth meneliti sejauh mana Lego dapat bertahan di laut

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Christiyaningsih
Tim peneliti di Universitas Plymouth meneliti sejauh mana Lego dapat bertahan di laut. Ilustrasi.
Foto: Rafal Guz/EPA
Tim peneliti di Universitas Plymouth meneliti sejauh mana Lego dapat bertahan di laut. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebuah tim peneliti di Universitas Plymouth meneliti sejauh mana Lego dapat bertahan di laut. Ternyata setelah dicoba, Lego dapat bertahan di laut selama 1.300 tahun. Karena itulah peneliti mengimbau agar masyarakat tidak membuang sampah rumah tangga secara sembarangan.

Para peneliti memperkirakan mainan itu bisa bertahan selama berabad-abad. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Environmental Pollution. Jurnal tersebut memperkuat pesan bahwa orang perlu berpikir dua kali tentang bagaimana mereka membuang sampah rumah tangga.

Baca Juga

"Lego adalah salah satu mainan anak-anak paling populer dalam sejarah dan bagian dari daya tariknya selalu merupakan daya tahannya," kata penulis studi terkemuka Andrew Turner sekaligus seorang profesor di Universitas Plymouth pada Selasa (17/3) dikutip dari Geek.

Menurutnya Lego secara khusus dirancang untuk dimainkan oleh anak-anak. Dengan demikian tidak terlalu mengejutkan bahwa meskipun berpotensi berada di laut selama beberapa dekade mainan itu tidak secara signifikan rusak. "Kami terkejut daya tahan Lego tersebut di lautan sampai 1.300 tahun," kata dia.

Lima puluh potong Lego yang sudah lapuk terbuat dari acrylonitrile butadiene styrene (ABS) dikumpulkan dari pantai-pantai di Cornwall dicuci dan ditimbang di laboratorium di sebuah universitas. Karakteristik kimia dari masing-masing blok ditentukan menggunakan spektrometer fluoresensi sinar-X (XRF).

Potongan-potongan yang telah diuji telah dihaluskan dan dihitamkan dengan beberapa struktur telah retak dan terfragmentasi. Ini menunjukkan bahwa potongan-potongan yang tersisa utuh juga dapat terurai menjadi mikroplastik.

 "Ini sekali lagi menekankan pentingnya orang membuang barang bekas dengan benar untuk memastikan mereka tidak menimbulkan masalah potensial bagi lingkungan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement