Selasa 17 Mar 2020 11:31 WIB

Tips Mengamankan Data Perusahaan dari Peretas

Keamanan data bagi sebuah perusahaan teknologi merupakan hal yang sangat penting.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Upaya peretasan (Ilustrasi)(VOA)
Foto: VOA
Upaya peretasan (Ilustrasi)(VOA)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keamanan data bagi sebuah perusahaan teknologi merupakan hal yang sangat penting. Bayangkan jika ada data yang bocor karena diretas. Hal ini akan menggerus kepercayaan masyarakat kepada perusahaan tersebut.

Menurut Head of IT Security Tokopedia, Setiawan Hermanto ketidakamanan data dalam suatu perusahaan bisa diminimalisasi dengan beberapa langkah. Pertama, bagian keamanan data perusahaan data harus memahami terlebih dulu apa yang mau mereka lindungi.

Baca Juga

Banyak sekali orang-orang yang memberi saran suatu perusahaan harus membeli dan mengaplikasikan berbagai macam perlindungan, termasuk memberikan antifirewall. Namun, sebenarnya tidak tahu apa yang harus dilindungi.

Kedua, menilik dari sisi tata kelola. Organisasi perusahaan perlu memastikan siapa pengelola dan bagaimana bentuk pengelolaannya.

Pengawasan pun menjadi hal ketiga yang perlu diperhatikan. Organisasi perlu bisa melakukan pengendalian aktivitas terkait privasi data. Misalnya, pihak yang bisa masuk ke area yang terkait data, hanyalah orang-orang tertentu.

Keempat, terkait dengan komunikasi. Perusahaan perlu memastikan siapa saja pihak yang terlibat dalam proses perlindungan terhadap datadata pengguna. Misalnya, mengetahui seberapa sensitif suatu informasi yang tidak boleh sampai diketahui oleh orang lain.

Berikutnya, yang kelima adalah bentuk proteksinya. Setiawan menggunakan analogi perlindungan kartu keluarga dalam penjelasan ini. Misalnya, keluarga ingin melindungi kartu keluarga maka mereka memerlukan suatu pengamanan lebih yakni memasukkan kartu keluarga di dalam safety deposito box. Safety deposit box tersebut adalah sebagai bentuk pengamanannya.

Ketika bentuk proteksinya sudah jelas, hal ke enam yang harus dipastikan adalah fungsi deteksi nya. "Kalau kita protect tanpa detect, biasanya kita akan kecolongan dan kita tidak tahu kapan data kita sudah tersebar. Jadi perlu adanya mekanisme deteksi," ujar Setiawan di Jakarta, belum lama ini.

Terakhir, adalah fungsi pemulihan. Perusahaan perlu memastikan aspek pemulihan apabila terjadi kehilangan data. Tentunya dengan memas tikan adanya tingkat keamanan yang lebih baik. Data pribadi konsumen merupakan aspek yang paling rentan dalam hal keamanan. Jadi, perlu adanya awareness training. Semua elemen itu perlu menjadi pertimbangan dalam peningkatan perlin dungan data.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement