REPUBLIKA.CO.ID, GREENLAND—Penemuan terbaru menunjukkan Greenland dan Antartika kehilangan es enam kali lebih cepat daripada saat era 1990-an. Penemuan ini diterbitkan dalam jurnal Nature
Hal ini sejalan dengan prediksi skenario terburuk IPCC ([Panel Internasional tentang Perubahan Iklim). IMBIE, kolaborasi internasional para ilmuwan kutub dengan NASA dan Badan Antariksa Eropa, merilis informasi bahwa baru-baru ini mereka melihat baru-baru ini.
Antara 1992 dan 2017, Greenland dan Antartika kehilangan total gabungan 6,4 triliun ton es. Hal itu mendorong permukaan laut naik 17,8 milimeter. Pencairan es Antartika menyumbang sekitar 60 persen dari kenaikan atau 10,6 milimeter. Pencairan Greenland menyumbang sisanya.
Seperti yang dilansir dari Universe Today, Senin (16/3), hanya dalam tiga dekade, pencairan telah meningkat enam kali lipat. Itu dari sekitar 81 miliar ton per tahun pada 1990-an menjadi 475 miliar ton per tahun pada 2010-an.
Kesimpulannya, pencairan lapisan es kutub menyumbang sepertiga dari semua kenaikan permukaan laut dalam kerangka waktu itu. Data di baik kesimpulan berasal dari total 11 satelit. Kesebelas ini termasuk misi Uni Eropa Copernicus Sentinel-1 dan Sentinel-2, serta misi ESA Envisat dan CryoSar.
Istilah ilmiah untuk hilangnya es dalam skala besar di lapisan kutub adalah keseimbangan massa. Ini seperti persamaan dengan es di satu sisi dan permukaan laut di sisi lain.
Saat ini satu sisi persamaan itu tumbuh, dengan mengorbankan sisi lainnya. Prof. Andrew Shepherd dari University of Leeds dan IMBIE menjelaskan setiap sentimeter kenaikan permukaan laut mengarah ke banjir dan erosi pantai.
Hal itu mengganggu kehidupan manusia di sekitar planet ini. Shepherd menuturkan jika Antartika dan Greenland terus melacak skenario pemanasan iklim terburuk mereka akan menyebabkan kenaikan permukaan laut ekstra sebesar 17 sentimeter pada akhir abad ini.
“Ini berarti 400 juta orang berisiko terkena banjir tahunan di pantai pada 2100. Ini bukanlah peristiwa yang tidak mungkin dengan dampak kecil, mereka sudah berlangsung dan akan menghancurkan komunitas pesisir,” kata Shepherd.
Direktur ESA untuk Program Pengamatan Bumi, Josef Aschbacher menuturkan temuan yang dilaporkan oleh IMBIE menunjukkan pentingnya dasar menggunakan data satelit untuk memantau evolusi lapisan es.
IMBIE juga merupakan contoh utama tentang bagaimana tim sains terbaik di Eropa dan Amerika Serikat telah bekerja dengan cara yang patut dicontoh bersama untuk mengatasi pertanyaan sains.
Karya makalah berjudul Mass balance of the Greenland Ice Sheet from 1992 to 2018 yang dibuat oleh tim penulis IMBIE diberi penghargaan. IMBIE dipimpin oleh Andrew Shepherd dari University of Leeds dan Erik Ivinsi dari NASA Jet Propulsion Laboratory memimpin IMBIE.