REPUBLIKA.CO.ID,REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Puluhan tahun lalu, penjaga taman Dewan Darlington, Inggris Alfred Middlemiss menemukan sebuah peninggalan Mesir kuno berbentuk kumbang. Peninggalan ini diduga berusia 3.000 tahun.
Selama lebih dari setengah abad, peninggalan Mesir kuno ini telah disimpan dalam sebuah kotak di beberapa rumah di Inggris. Ketika terakhir diperiksa oleh seorang ahli pada 40 tahun yang lalu, usianya dianggap berusia sekitar 3.000 tahun.
Dilansir di The Northern Echo, Senin (16/3) disebutkan, Alfred sedang menggali parit ketika sebuah kilau menarik matanya. Setelah memeriksa lebih dekat, ia menemukan apa yang tampak seperti batu yang diukir berbentuk kumbang, dengan gambar hieroglif di sisi sebaliknya.
Alfred pikir benda ini akan membuat ornamen yang menarik dan untuk waktu yang lama benda ini diletakkan di atas perapian di rumahnya di Fairfield Street.
Pada tahun 1940-an, ia menyerahkannya ke Museum Inggris, yang meragukan keasliannya. Namun, benda ini juga diperiksa oleh Percy E. Newberry, Profesor Sejarah Mesir Kuno dan Arkeologi di Universitas Mesir, di Kairo, yang menganggapnya sebagai ukiran kumbang scarab Mesir kuno asli.
Benda ini dianggap terbuat dari steatite berlapis yakni batu metamorf yang lunak tapi berat. Material ini mengeras saat ditembakkan, tetapi mudah diukir dan populer di Mesir Kuno.
Batu ini juga sekitar 1.000 tahun lebih tua daripada peninggalan lain yang ditemukan di Kepulauan Inggris. Pada tahun 1979, Alfred memutuskan untuk mengotentikasi, dan mengirimkannya ke Departemen Purbakala, Museum Ashmolean, di Oxford.
Helen Whitehouse, kurator Mesir Kuno dan Sudan, membenarkan pendapat Profesor Newberry, dan memperkirakan benda itu berusia sekitar 1.000 hingga 700 SM.
Tahun berikutnya, Alfred mencoba menawarkannya untuk dijual melalui Rumah Lelang Thomas Watson di Darlington. Namun ia diberi tahu bahwa sedikit yang berminat, dan bahwa satu-satunya nilainya adalah sifatnya yang bersejarah.
Setelah Alfred meninggal, 30 tahun yang lalu, kumbang itu tinggal di lemari pakaian putrinya Joyce sampai dia meninggal tahun lalu. Penjaga dari peninggalan yang luar biasa ini sekarang adalah cucu Alfred, June, yang telah menyimpannya di dalam sebuah kotak di dalam lemari.
Dia merasa bahwa benda ini membutuhkan rumah di mana ia dapat dilihat, dan dihargai, oleh publik. "Benda-benda ini dikubur dengan mayat, dan saya agak percaya pada takhayul, jadi saya tidak terlalu menyukainya. Saya ingin itu dipajang di suatu tempat, bukan di dalam kotak di bawah tangga," kata June.
June saat ini sedang mencari organisasi ataupun museum yang mau memajang benda ini.