REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan multinasional Amerika Serikat (AS) Amazon membolehkan semua karyawannya untuk bekerja di rumah selama bulan Maret. Keputusan itu dinilai sebagai langkah tepat guna mencegah penyebaran virus korona baru atau COVID-19.
"Kami terus bekerja sama dengan para ahli medis publik dan swasta untuk memastikan kami mengambil tindakan pencegahan yang tepat ketika situasinya terus berkembang," kata seorang juru bicara Amazon dilansir CNBC, Jumat (13/3).
Keputusan itu datang ketika virus COVID-19 terus menyebar. Pada Kamis malam, ada lebih dari 127.800 kasus yang dikonfirmasi dari virus di seluruh dunia dan sedikitnya 4.718 kematian. Setidaknya ada 1.323 kasus yang dikonfirmasi dari virus di AS dan setidaknya 38 kematian.
"Sebagai hasilnya, kami sekarang merekomendasikan agar semua karyawan kami secara global dapat bekerja dari rumah hingga akhir Maret," tambah juru bicara tersebut.
Amazon mengatakan hal itu mendorong semua karyawan yang dapat bekerja dari rumah untuk melakukannya, guna mengurangi dampak penularan di transportasi umum. Arahan berlaku untuk semua karyawan yang pekerjaannya mengharuskan mereka berada di kantor, toko atau dalam kendaraan yang melakukan pengiriman.
Selain itu, Amazon mengatakan akan terus membayar semua karyawannya yang mendukung kantornya di seluruh dunia. Ini termasuk karyawan layanan makanan, penjaga keamanan dan staf kebersihan.
Tidak seperti karyawan di kantor perusahaan Amazon, banyak karyawan Fulfillment Center dan kurir yang tidak dapat melakukan tugas pekerjaan mereka saat bekerja dari rumah. Jaringan Fulfillment luas Amazon mempekerjakan lebih dari 250.000 pekerja di lebih dari 110 lokasi di seluruh negeri.
Pada hari Rabu, Amazon bergerak untuk memenuhi kebutuhan Fulfillment Center dan kurir dengan menggelontorkan dana bantuan senilai 25 juta USD. "Amazon Relief Fund" akan memungkinkan karyawan ini untuk mengajukan hibah jika mereka didiagnosis COVID-19.
Perusahaan juga mengatakan akan memberikan pembayaran hingga dua minggu untuk semua karyawan yang didiagnosis COVID-19 atau di karantina.