REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Para peneliti berhasil menanam selada yang bergizi dan aman untuk dimakan di stasiun luar angkasa. Ini merupakan kabar baik bagi para penjelajah ruang angkasa yang hidup dari ransum olahan.
Ransum olahan ini sebelumnya telah disterilkan melalui pemanasan, pengeringan beku atau iradiasi, seperti buahan-buahan, kacang-kacangan, cokelat, koktail udang , selai kacang dan daging sapi.
Meski makanan ini cukup beragam, kualitas dan nutrisi menurun sering waktu. Maka dari itu, peneliti Christina Khodadad dari Kennedy Space Center mengatakan Badan Antariksa AS (NASA) telah lama berupaya menanam makanan segar untuk melengkapi kebutuhan makan astronot.
Seperti yang dilansir dari Cosmo Magazine, Senin (9/3), tanaman tidak hanya dapat memberikan variasi tambahan dan nutrisi (kalium dan vitamin K, B1 dan C) yang kurang dalam makanan yang telah dikemas sebelumnya. Tanaman juga bisa memberikan manfaat psikologi bagi para kru dan membantu mendaur ulang udara dengan mengambil karbon dioksida dan menghasilkan oksigen.
Tapi tantangan terbesar menanam tanaman dalam gaya berat mikro adalah cara menyiraminya.
"Dengan tidak adanya gravitasi tidak ada konveksi alami, air dan udara tidak bercampur dengan baik di zona akar tanaman," kata Khodadad.
"Akar tanaman membutuhkan air, tetapi mereka juga membutuhkan oksigen dan dalam gaya berat mikro sering ada kasus kekurangan air atau berlebih untuk tanaman," ujarnya lagi.
Sebagaimana dirinci dalam jurnal Frontiers in Plant Science, Khodadad dan tim multidisiplin yang dipimpin oleh Gioia Massa melakukan percobaan menumbuhkan selada romaine merah (Lactuca sativa cv 'Outredgeous') di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan di lapangan dalam sistem produksi "Veggie".
Ini adalah ruang pertumbuhan yang berisi pencahayaan LED dan sistem penyiraman yang dirancang khusus, untuk menanam tanaman di ruang angkasa. Kondisi dipantau oleh suhu logging, karbon dioksida dan data kelembaban, serta mereplikasi mereka di laboratorium Bumi mereka.
Hasil panen ditanam secara bertahap selama satu hingga dua bulan. Setelah tes menunjukkan bahwa mereka aman untuk dimakan, para astronot harus makan setengahnya, sementara setengah lainnya dibekukan dan dikembalikkan ke Bumi untuk analisis nutrisi, keamanan makanan dan mikroba.