Jumat 06 Mar 2020 12:03 WIB

Arkeolog Sebut Suku Maya Bangun Jalan Kapur Sepanjang 100 Km

Menurut Arkeolog, Ratu suku Maya memerintahkan untuk membuat jalan putih.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Para arkeologis melakukan survei jalan-jalan kuno suku Maya dari udara.
Foto: University of Miami via live science
Para arkeologis melakukan survei jalan-jalan kuno suku Maya dari udara.

REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO -- Para arkeologis melakukan survei jalan-jalan kuno suku Maya dari udara. Mereka berupaya mengungkap seberapa jauh jarak jalan yang dibuat suku Maya.

Ratu suku Maya K'awiil Ajaw dianggap menginstruksikan pembangunan jalan lebih dari seribu tahun lalu untuk menyerang kota terdekat sekaligus mencegah serangan lain.

Diperkirakan pembangunan jalan berlangsung pada 680 tahun sebelum masehi.  Jalan itu diperkirakan dibangun agar pasukan Maya bisa melakukan perjalanan dan menaklukkan Yaxuna, sekitar 100 kilometer sebelah barat pusat suku Maya di Semenanjung Yucatan  yang sekarang menjadi negara Meksiko.

Ratu K'awiil Ajaw merupakan salah satu penguasa paling kuat dan sering berperang. Bukti kekuasannya ditunjukkan dengan monumennya tengah berdiri di atas tawanan.

"Melihat bagaimana monumennya, dia mungkin penguasa yang memperluas jalan di Yaxuna," kata arkeologis University of California, Travis Stanton dilansir dari livescience pada Jumat, (6/3).

Jalan di sepanjang era K'awiil Ajaw disebut 'Jalan Putih' karena dilapisi dengan batu kapur. Suku Maya banyak membuat jalan, salah satu yang terpanjang ialah rute Cobá dan Yaxuná. Kehadiran jalan-jalan itu dianggap investasi besar dalam hal sumber daya.

"Kami cenderung mengartikannya sebagai aktivitas mengukukuhkan kekuasaan," ujar arkeolog University of Miami, Traci Ardren.

Stanton dan Ardren masih meneruskan ekskavasi di jejak-jejak bersejarah di sepanjang Coba dan Yaxuna. Keduanya menggunakan detektor cahaya seperti laser untuk memetakan permukaan. Teknologi yang keduanya gunakan juga mampu memprediksi topografi permukaan. Temuan ini dilaporkan dalam Journal of Archaeological Science: Reports.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement