Kamis 05 Mar 2020 05:23 WIB

Foxconn Lanjutkan Produksi di Tengah Wabah Corona

Foxconn berharap tingkat produksi pabriknya di China kembali normal.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nora Azizah
Foxconn berharap tingkat produksi pabriknya di China kembali normal (Foto: ilustrasi Foxconn)
Foto: European Pressphoto Agency
Foxconn berharap tingkat produksi pabriknya di China kembali normal (Foto: ilustrasi Foxconn)

REPUBLIKA.CO.ID, CHINA -- Foxconn Technology Group yang merakit iPhone untuk Apple Inc, mengharapkan tingkat produksi pabriknya di China daratan kembali normal bulan ini.Tentu saja jika epidemi virus corona COVID-19 tidak memburuk.

Seperti banyak produsen di China, Foxconn memperpanjang liburan tahun baru Imlek yang dimulai pada Januari. Ketika itu virus corona semakin memburuk. Ketua Perusahaan, Young-Way Liu, mengatakan, perusahaan melanjutkan produksi dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga

"Tetapi tantangan terbesarnya adalah kekurangan pekerja," ujar Liu.

Seperti yang dilansir dari Fox News, Kamis (5/3), Apple menolak berkomentar. Selama wawancara dengan Fox Business Network pekan lalu, Kepala Eksekutif Tim Cook mengatakan Apple telah membuka kembali pabrik dan meningkatkan produksi.

Pada Februari lalu, Apple menjadi perusahaan besar Amerika Serikat (AS) pertama yang mengatakan tidak akan memenuhi proyeksi pendapatan untuk kuartal saat ini karena epidemi. Hal tersebut berkaitan untuk penjualan di seluruh dunia dan membebani permintaan untuk produk-produknya di China.

Melalui panggilan dengan investor, Liu mengatakan produksi Foxconn di China telah mencapai 50 persen dari kapasitas yang diperlukan secara musiman. Ia menambahkan kondisi logistik telah membaik baru-baru ini.

Kapasitas produksi Foxconn yang dibutuhkan bervariasi berdasarkan musim. Sebab, permintaan akan banyak produk elektronik seperti iPhone memuncak di sekitar musim liburan musim dingin.

Baru-baru ini analis dan investor mempertanyakan apakah Apple harus melakukan diversifikasi lokasi produksinya. Mengingat ada ketergantungan tinggi pada sebagian besar perakitan di China.

Selain itu, selama dua tahun terakhir, Apple juga menghadapi perang dagang antara AS dan China terkait tarif untuk barang-barang buatan China. Liu mengatakan perang dagang AS-China telah mendorong Foxconn yang berbasis di Taiwan untuk melampaui China dalam jangka panjang.

Ia juga mengatakan ada kemungkinan lebih tinggi Foxconn mengalihkan produksi dari China, jika Presiden Donald Trump kembali terpilih.

Liu mengungkapkan Foxconn mengincar Asia Tenggara sebagai tujuan ekspansi di masa depan. Ini telah berkembang di Vietnam dan India, serta memiliki pabrik di Meksiko, Brasil dan negara-negara lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement